Mohon tunggu...
Hayca Duta
Hayca Duta Mohon Tunggu... Guru - Hayca Duta itu nama pena

Masih belajar menulis. Guru yang introvert. Tetapi selalu memotivasi siswa dengan keterbatasan introvertnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terimakasih Pandemi

1 Agustus 2022   15:35 Diperbarui: 1 Agustus 2022   15:36 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bagaimana dengan pandemi saat ini? Apakah akan berpengaruh sama masa depan kita nanti setelah pandemi?" tanya Daris kepada Nabil dan Kamilah.

Kamilah kembali menjawab dengan tegas, "Menurut aku, sangat berpengaruh Ris, karena pendidikan disini bukan hanya belajar materi akademis saja, tapi menanamkan pola pikir positif Ris. Nah, pemikiran positif ini yang penting saat ini, penanamannya melalui pendidikan menurutku, terutama untuk generasi penerus kan."

"Dewasa banget kamu Mil, hehehe," ujar Nabil. "Bukankan yang penting saat ini itu kesehatan ya? Kan banyak yang positif Mil, gimana menyeimbangkannya? Yang parahnya lagi banyak banget yang gulung tikar, apa-apa dibatasi, ini itu nggak boleh, terus gimana kita bisa pulih dan kembali ke jalur pembangunan berkelanjutan?" tambah Nabil penuh pertanyaan.

"Dengan pendidikan, akan muncul tuh obat penawar yang seperti apa itu, imunisasi gitu," jawab Kamilah sambil berpikir istilah yang dimaksud.

"Vaksin." Sela Daris mengingatkan.

"Nah itu, vaksin, dengan ditemukannya vaksin intuk virusnya, otomatis akan ada perbendaharaan keilmuan di dunia kesehatan, dengan kata lain, kembali ke pondasi pendidikan." Kamilah melanjutkan.

"Kemudian, saya mau lanjutkan pendapatnya Mila, tentang positif thinking di era pandemi ini. Nah, ini jelas berkaitan langsung dengan bagaimana masa depan kita di masa mendatang. Apalagi, kalau kalian berdua notice, adab dalam pendidikan menurun drastis melalui pendidikan online ini. Tetapi itu semua dapat diatasi, jika, sekali lagi, jika generasi angkatan kita ini, dimanapun berada mau berpikir bahwa dibalik pandemi ini, ada juga hikmah yang dapat mengembangkan berbagai hal yang sebelumnya nggak kepikiran." Jelas Daris, dan ditanggapi serius oleh Nabil dan Kamilah.

"Kamu benar Ris, dengan kata lain, kita harus bersyukur dengan apapun yang terjadi, termasuk bersyukur karena adanya Pandemi ini. Kita tersadar akan banyak hal, mungkin kita semua sudah lupa nikmat yang diberikan oleh-Nya selama ini, dan baru diberikan wabah seperti ini saja, langsung menggerutu. Aku akui mengeluh itu manusiawi, tetapi perlu sadar juga kalau sakit, sembuh, hidup dan mati itu dari Sang Pencipta. Mungkin ini salah satu jalan untuk kita supaya lebih dekat dengan-Nya", tambah Kamilah.

"Jadi, masa depan kita ini, ditentukan oleh apa yang kita lakukan saat ini, untuk merealisasikan pembangunan berkelanjutan, yang pertama jelas positif thinking, konteksnya era pandemi ini lho ya. Kemudian yang kedua, karena teknologi yang canggih saat ini, kita bisa akses berbagai sumber untuk meningkatkan pengetahuan kita, dan jangan lupa kita sebagai pembelajar harus menghargai pendidik, apapun metodenya, intinya ambil baiknya, buang buruknya. Ketiga, berserah diri, karena memang kita nggak tau kapan pandemi berakhir, oh iya, berserah diri bukan berarti tidak melakukan apa-apa, melainkan mencari solusi untuk diri sendiri, sekitar kita, dan tentu saja Negara kita. Dengan begitu, masa depan kita akan tetap cerah guys, hehehe." Jelas Daris mengambil kesimpulan dari pembicaran berbobot anak SMA ini.

Merekapun berpisah dan melanjutkan kesehariannya seperti biasa. Hari demi hari dilalui dengan positif thinking, sehingga tetap bisa menatap masa depan yang cerah meskipun tertutup awah gelap berupa pandemi. Mereka percaya akan ada mentari yang menggeser kegelapan itu, pasti, yang perlu dilakukan hanya berusaha, berdoa, dan berserah diri, bahwasanya semua akan baik-baik saja.

Tanpa terasa sudah tahun ketiga mereka bersekolah di SMA, saatnya melangkah ke jenjang yang lebih tinggi, perkuliahan. Perpisahan dilakukan secara online, karena masih dalam status pandemi. Akan tetapi tidak menyurutkan momen yang penuh kenangan ini. Metode boleh baru, kondisi boleh berubah, tetapi semangat tidak boleh kendor. Selepas perpisahan, Daris, Kamilah dan Nabil datang ke sekolah dan berpamitan kepada guru-guru di SMA, khususnya Pak Taqy, yang membuka pintu pengetahuan di kepala dan hati mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun