Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Hari di Kaltim Bersama Datsun dan Kompasiana (16 Habis)

4 Februari 2016   19:33 Diperbarui: 4 Februari 2016   22:05 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menaklukan negeri atas bersama datsun go panca

Saya terpilih menjadi salah satu risers untuk Datsun Risers Expedition dan Kompasiana Blog Trip. Pengumuman tersebut saya dapat dari telepone mas Kevin ketika dalam perjalanan sepulang kerja menjelang magrib di dekat lampu merah. Entah berapa kali telepone yang masuk tapi saya tidak bisa menerimanya sedari siang, karena jadual operasi padat. Saya menepikan motor dan berteduh di emper toko untuk menjawab telepone tersebut. Saya tidak langsung mengiyakan jawaban tersebut meski sebelumnya saya sudah mengajukan permohonan. 

"Besok siang mas untuk jawaban fixsnya..." kata saya pada mas Kevin.

"Om Nanang punya sim A kan?" tanya mas Kevin diulang sampai 3 kali.

"Sim saya B mas, ndak punya sim A...." jawab saya.

"Bisa mengemudi mobil kan dengan sim B-nya?" kata mas Kevin yang membuat saya tambah bingung. Saya menjawab bisa, karena truk saja saya bisa.

Dan keesokannya saya menelepon mas Kevin, saya menyatakan kesanggupan untuk ikut kegiatan tersebut. Pagi hari sebelumnya saya sudah memohon pada atasan untuk bertukar dinas dengan teman, dan saya berhutang dinas pada teman sekerja.

Pasti ada alasan mengapa pihak penyelenggara memilih saya, pasti banyak pertimbangan dalam memilih risers. Saya yakin pihak Kompasiana tidak main-main dalam memiliih orang dalam ivent sebesar ini. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari kegiatan kemarin. Keberangkatan saya dan mas Arif Khunaifi sehari lebih wal dibanding keberangkatan teman lainnya yang keberangkatannya melalui Jakarta.

Ada cerita menarik ketika bermalam di Balikpapan sebelum etape 1 dimulai, orang orang sekitar hotel menceritakan perjalanan ke atas luar biasa tantangannya, baik medan maupun rintangan. Perjalanan ke atas dalam bayangan saya adalah naik gunung yang tinggi, ternyata istilah atas adalah istilah yang dipakai orang kalimantan untuk menyebut wilayah yang lebih utara berdasarkan peta, bukan masalah ketinggian.

Kompasianer Datsun Risers Peduli Kesehatan Suku Dayak-Miau-Baru

Berbagi sesama anak bangsa, acara CSR bertempat di rumah adat dayak Miau Baru. Apa yang bisa kita berikan kepada mereka, pada anak-anak harapan bangsa. Pola hidup bersih tema yang diambil tem kami risers 2. Anak-anak saya ajarkan manfaat cuci tangan, kapan harus cuci tangan, anak-anak kampi perlihatkan cara cuci tangan yang benar dan anak anak mempraktekan sampai bisa. Anak-anak berjanji akan menularkan pengalamannya pada teman sekolahnya dan keluarganya di rumah.

Cuci tangan ini hal yang sepele namun luar biasa manfaatnya. Kondisi sanitasi dan lingkungan anak-anak yang kurang baik merupakan sumber penularan dan sumber infeksi terutama infeksi saluran pencernaan. Selain itu kami juga mengajarkan cara batuk yang baik, dimana menutup mulut dengan siku. Karena bersin dan batuk bisa ditularkan lewat udara.

Berbagi kebahagiaan dengan anak suku Dayak Miau Baru

Anak-anak yang lucu, lugu namun bersahabat. Demikin cerita tentang anak-anak suku Dayak Miau Baru, seperti kebanyakan anak di Indonesia rasa keingin-tahuannya tinggi. Tentang keberanian kepada orang yang baru dia kenal, keakaraban mereka seakan menghilangkan jarak antar usia, suku, budaya.

Kami bangga berkesempatan bermain bersama, membuat mereka bahagia dan sebaliknya mereka membuat kami bahagia juga. Kegirangan mereka ketika terheran melihat peralatan kamera saya, foto itu dijepret oleh mas Anjar Leksana. 

Menikmati Kuliner Kalimantan

Berpergian jauh tentu tak lengkap bila tidak mengenal atau mencicipi kuliner daerah yang kita kunjungi. Banyak jenis makanan yang mengod selera dengan aneka bahan dan bumbu sesuai derah setempat. Tidak asal makan dan balas dendam dalam makan, kita harus memikirkan makanan apa yang cocok atau perut kita tidak protes. Perjalanan rombongan yang menempuh ratusan kilometer perlu berpikir bijak. Salah satunya jangan teralu pedas, jangan yang merangsang lambung, dan tentunya harus memikirkan kapan ke toilet dan kapan kita makan selanjutnya. Banyak cerita seru tentang hal ini yang terangkum dalam tautan di atas.

Cerita Pak Sholeh, Lombok Naik Pesawat

Seminggu di Kalimantan jauh dari kampung halaman, lama tidak makan makanan kebiasaan. Bertemu dengan orang sedaerah asal ketika jauh dari rumah adalah sesuatu yang di luar dugaan. Pak Sholeh dengan cerita lombok naik pesawat, menceritakan suka duka mengadu nasib di perantuan. Tentang masakan daerah asal, dan adaptasi dengan masakan daerah tempat berjualan. Tentang menyikapi mahalnya bahan makanan di Kalimantan.

Mengejar Matahari di Belantara Kalimantan

Kesempatan langka bisa memotret matahari dalam perjalanan yang nyaris tiada henti. Segala cara dipakai untuk mendapatkan gambar tersebut, mulai dari membuka jendela sampai mendongakan kepala ke luar jendela mobil.

Kesempatan tak pernah datang kembali, mengunakan kesempatan untuk mendapatkan cerita dan gambar sebanyak-banyaknya, itu tujuan saya. Kegilaan saya dalam mengejar matahari saya lampiaskan juga di Kalimantan.

Kami serasa berkejaran dengan matahari, padatnya jadual kegiatan, kerasnya medan yang kami lalui harus disikapi dengan bijak. Waktu dan jarak tempuh benar-benar harus diperhitungkan, agar semua sesuai perhitungan.

Tangisku di Derawan

Tulisan ini menceritakan kekaguman saya tentang keindahan pulau, pantai, serta pemandangan di Derawan. Airnya yang jernih sampai tembus pandang sampai dasar. Ikan-ikan dan biota laut yang terlihat jelas di jernihnya air, serta indahnya tempat-tempat penyelaman yang membuat para penyelam mabuk kepayang enggan untuk berhenti menyelam.

Dibalik keindahan tersebut bermunculan kotek-kotek dan bangunan. Setiap kotek baru membuat dermaga sendiri, bisa dibayangkan jumlah dermaga dengan perbandingan jumlah kotek. Bila tidak ditertipkan keindahan dan kekhasan pulauDerawan akan segera sirna.

Mungkin tulisan ini bisa menjadi bahan masukan bagi pengelola wisata di Kaltim.

Menjaga Kakaban, Seperti Halnya Kami Menjaga Keseterilan Kamar Operasi

Tulisan ini menceritakan tentang upaya penduduk lokal beserta pengelola dalam melestarikan danau pulau Kakaban. Pengunjung yang sudah tercemar dengan air diluar danau kakaban dilarang berenang atau menyelam di danau Kakaban. Tujuannya agar bioata danau Kakaban tidak tercemar oleh biota luar danau Kakaban.

Cara penduduk dan pengelola danau Kakaban mirip dengan cara kami menjaga kesetetirilan kamar operasi di tempat kami bekerja.

Gaya Mengemudi Memperlihatkan Asal Pengemudi

Adat istidat, kebiasaan, dan kepribadian seseorang bisa di nili tu di lihat dari cara mengemudinya. Bagaimana cara para pengemudi Jawa Tengah ketika akan mendahului, bagaimana para pengemudi di Jawa Timur ketika mendahului, mudah sekali ditebak oleh para pengemudi truk-truk yang saban hari hidup di jalanan. Begitu juga bagaimana cara mengemudi dan budaya masyarakat Kalimantan Timur yang cenderung berbahaya.

Motor dan pejalan kaki juga tidak mau kalah, mereka sangat individual, hanya memikirkan dirinya sendiri. Mungkin perubahan situasi dari sepi menuju daerah ramai. Saya yakin bersamaan pesatnya kemajuan Kaltim semua akan tertatur dan tertip lalu linttas seperti daerah lain di Indonesia.

Daya tarik risers cewek di Datsun Riser Expedition dan Kompasiana Blog Trip

Mungkin ini alasan Datsun Indonesia dan Kompasiana menyertakan risers cewek pada perjalanan panjang yang melelahkan kemarin. Risers cewek bagai magnet bagi risers cowok ketika dalam posisi titik jenuh di belantara Kalimantan. Canda dan riang mengidupkan susasana. Kecantikannya menjadi obyek foto para risers cowok. Bagai model dadakan

Tapi jangan terburu meremehkan keandalan mereka dalam mengemudi, luar biasa style mengemudi para risers cewek ini mampu mengimbangi risers cowok. Kemampuan mereka di atas rata-rata pengemudi cewek.

Guru Bisu di Kompasiana Blog Trip dan Datsun Risers Expedition

Ada pembelajaran, ada ilmu yang ditularkan, ada pengalaman yang dipaparkan. Diamnya mereka bukanya pelit namun terkesan biar tidak terlihat pamer. Bagi yang mau bertanya akan dijawab.

"Timbo marani sumur, dudu sumur marani timbo", pepatah Jawa tersebut artinya yang belum tahu mendekat kepada yang sudah tahu atau pinter, karena merupakan kebutuhan, bukan sebaliknya.

Terima kasih mas Yon, mas Rodric, mas Nurulloh, mas Mada dan semua orang yang telah menambah ilmu serta wawasan saya. Mereka adalah guru bisu, mengajar tak harus bicara, mengajar dengan contoh dan gerak gerik.

Belajar kepada Ang Tek Khun di Datsun Risers Expedition dan Kompasiana Blog Trip

Pak Khun saya lebih suka memanggil dengan panggilan itu. Di balik kesederhanaannya tersimpan kelembutan dan keakraban. Banyak ilmu tentang psikologi, bahasa, tata bahasa, serta pengggunaan kalimat dalam setiap penulisan. Cara menulis yang baik, cara membuat tulisan yang emosional, tentang pesan psikologis dari suatu peristiwa, tentang inti pokok penulisan ditularkannya pada saya dengan caranya. Mengajar tapi tak kentara mengajar, halus dan sederhana namun luar biasa.

Beruntung bertemu orang-orang seperti orang diatas.

Datsun Risers Expedition Mampir di masjid agung Berau

Mundurnya jadual kepulangan karena cuaca yang tidak mendukung tak perlu disesali. Banyak destinasi di Tanjung Redep yang bisa dikunjungi meski hanya sekedar mampir.

Keindahan dan keunikan masjd agung Berau yang menyandang masjid juara nasional dalam keindahan serta administrasi. Keunikan burung walet putih yang hidup di menara utama menjadi daya tarik tersendiri. Dari panen sarang walet putih ini bisa untuk biaya operasional masjid tipa bulannya. Luar biasa "Kuasa Alloh".

Kegelisahan Fahmi Terhadap Rusaknya Alam Kalimantan

Kepulangan menuju bandara Sepinggan dari bandara Kalimaru saya berkenalan dengan pemuda 17 tahun. Pemuda asli Kalimantan Timur yang sedang gelisah meratapi rusaknya alam Kalimantan akibat penambangan yang tidak bijaksana, akibat pembalakan yang luar biasa.

Pengalaman dan pemikiranya luar biasa meski dia masih seusia anak SMA. Wawasannya luas dan sampai-sampai saya dibuat merinding mendengar ceritanya.

Di Balik Suksesnya Datsun Risers Expedition dan Kompasiana Blog Trip

Temen-temen risers mengapresiasi penyelenggaraan Datsun Risers Expedition dan Kompasiana Blog Trip etape 1 Kalimantan Timur ini sukses luar biasa. Sukses dalam penyelenggaraan dan sukses dalam berbagai hal termasuk pelayanan sampai hal-hal kecil mendapat perhatian.

Tim Datsun, tim Kompasiana, tim Kompas.com, tim EO, tim keamanan bekerja luar biasa. Mereka mempersiapkan dengan matang mulai keberangkatan para risers dari rumah masing-masing sampai kepulangan sampai rumah masing-masing.

Luar biasa, ucapan terima kasih yang tak terhingga atas pelayanan, kenyamanan yang telah diberikan. Hanya Alloh Yang Maha Pemurah yang bisa membalas budi baik mereka.

Mohon maaf bila kami para risers kurang berkenan, semoga ada kesempatan unuk bertemu lagi di lain kesempatan. Salam buat keluarga, salam buat masyarakat Kalimantan Timur, salam buat Indonesia.

 

"Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan"

 

*) salam jalan-jalan
*) salam kompasiana
*) salam kampret

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun