Mohon tunggu...
Bumi Dewa_a
Bumi Dewa_a Mohon Tunggu... -

Hail Fiksiana Crottmunity!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sutar Wurry, The Love Awakens

13 Februari 2016   19:15 Diperbarui: 13 Februari 2016   19:42 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Wu, apakah kamu ... punya kekasih lain sebelum aku?” tanya Sutar sedih.

“Tidak, tidak ada,” jawab Wurry cepat. “Oh, Su, kamulah yang pertama dan satu-satunya kekasihku. Nirva memilihmuu untukku. Aku mencintaimu. Apakah kamu meragukan cintaku?”

“Kalau begitu, ajari aku membahagiakanmu ...”

“Kamu sudah sangat ahli membuatku bahagia.”

“Ajari aku membuatmu tidak menangis lagi.”

“Sentuh aku. Miliki aku, Su. Lengkapi tubuh dan jiwaku.”

“Ya, aku tersiksa harus menunda-nundanya. Tapi Wu, aku harus menundanya untukmu. Beri tahu aku sebab tangismu yang sebenarnya, biar aku putuskan sendiri apa yang harus aku lakukan untuk mencegahnya. Itu bukan tangis bahagia, aku tahu. Aku kekasihmu. Jangan ragukan naluri cintaku, Wu.”

Wurry menjatuhkan diri dalam pelukan Sutar dan menumpahkan sisa air matanya di sana. Lalu berceritalah ia tentang ketakutannya ...

Wurry kecil memiliki banyak guru. Guru-guru yang bergantian mengenalkan Wurry pada berbagai macam ilmu pengetahuan, terutama ilmu bertempur, bertarung, bersiasat perang. Guru-guru yang menyenangkan menurutnya. Ayahnya yang bersusah payah mendatangkan guru-guru itu tapi ayahnyalah justru faktor tidak menyenangkan dari semua kesenangan berburu ilmu. Ayahnya sangat keras. Wurry selalu berhasil membuat terkesan guru-gurunya, tapi tidak di mata ayah. Wurry merasa telah berlatih dengan keras, tapi selalu kurang keras menurut ayahnya. Kadang Wurry jadi begitu benci pada ayahnya sendiri. Itu sebelum hari di mana ayah memberinya hadiah peta Nirva.

“Aku telah berunding dengan guru-gurumu,” kata ayahnya. “Mereka telah setuju. Wurry, kamu telah siap untuk Nirva.”

Peta itu berpindah ke tangan Wurry dan memindai seluruh tubuh Wurry dengan cara-cara anehnya. Wurry menunggu dengan penuh harap. Ketika peta itu terbuka, Wurry tak tahan untuk tidak menjerit senang. Peta itu telah memilihnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun