Mohon tunggu...
Bumi Dewa_a
Bumi Dewa_a Mohon Tunggu... -

Hail Fiksiana Crottmunity!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sutar Wurry, The Love Awakens

13 Februari 2016   19:15 Diperbarui: 13 Februari 2016   19:42 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangis itu menghanyutkan Sutar pada satu ingatan. Ia pernah melihat tangis itu beberapa hari yang lalu. Tangis yang sama mengherankannya. Mungkin karena mereka belum lama bertemu dan di mata Sutar saat itu, Wurry adalah gadis tangguh dengan tangan-tangan yang terkepal siap meninju. Gadis setangguh itu ternyata bisa menangis juga, batinnya kala itu.

Mereka pertama kali berjumpa di Planet Efbee. Datang dengan tujuan yang sama, mengisi bekal sebanyak yang bisa dibawa. Planet Efbee cukup menyenangkan untuk mereka yang siap menghadapi bandit-bandit segala macam. Sutar melihat gadis itu menyetir kontainer bekalnya dengan kesembronoan yang kentara. Ia tampak tergesa-gesa tapi Sutar memakluminya. Untuk gadis yang tampak lemah seperti dia, ia memang sebaiknya tergesa-gesa menyelesaikan urusan di planet celaka. Tapi Sutar tak bisa membiarkannya begitu saja setelah kontainer gadis itu akhirnya mencelakai kontainer Sutar sendiri. Lumayan berantakan.

Tanpa sedikit pun curiga, Sutar memaafkannya, bersama-sama membereskan bekal yang berhamburan. Untuk gadis secantik dia, laki-laki manapun pasti akan mudah memaafkannya. Lalu mereka berpisah, hanya dengan bertukar kata seperlunya. Sutar melanjutkan urusannya. Tapi setelah beredar ke sana ke mari, menawar itu dan ini, Sutar baru tersadar ada sesuatu miliknya yang tak lagi ada pada dirinya. Sesuatu yang sangat penting, selalu ia bawa ke mana pun perginya, sesuatu yang kalau sampai hilang, sia-sialah semua susah payah perjalannya. Sesuatu itu adalah sebuah peta.

Sial, pasti gadis itu! Ini Planet Efbee, Sutar! Cukup menyenangkan bila kau sanggup menghadapi bandit-bandit segala macam, termasuk macam gadis secantik itu.

Sutar melepas kontainernya, dan melesat mengejar pencuri harta karunnya. Ia masih beruntung, gadis itu berhasil dia pergoki masih di sana bersama pesawatnya. Dan ia bisa melihat sesuatu yang dicarinya. Gadis cantik nan lemah itu benar-benar telah mencuri petanya. Sutar merutuki dirinya sendiri karena merasa begitu bodoh telah dikerjai. Ia pantang dibodohi sekali lagi.

“Nona, saya kehilangan sesuatu, kulihat sekarang ada padamu. Aku tidak akan menganggapnya pencurian kalau sekarang kamu kembalikan.”

“Pencurian? Aku tidak mencuri!”

Tapi Sutar memang cukup bodoh. Ia salah mengira. Gadis itu tidak selemah perkiraannya, bahkan ia tidak lemah sama sekali. Dan gadis itu marah sekali karena disebut pencuri. Tapi mau bagaimana lagi, Sutar hanya mengatakan apa yang ia lihat sendiri. Semua memang harus diselesaikan dalam pertarungan. Pertarungan yang Sutar sama sekali tidak memperhitungkannya. Gadis lemah itu justru yang lebih dulu menyerangnya, menyerang habis-habisan.

Segala macam makhluk berdatangan menyaksikan pertarungan mereka. Semua bersorak-sorak, berteriak. Bursa taruhan dadakan digelar. Sutar sadar harus segera mengakhiri urusan konyol hari ini. Tapi gadis itu terlalu ganas untuk ditaklukkan kecuali dengan melukainya. Sesuatu yang Sutar gagal melakukannya.

Kesempatan itu akhirnya datang juga. Sutar berhasil merebut petanya. Tapi sesuatu yang mengejutkan terjadi. Ternyata ada dua peta yang nyaris sama. Sutar mengambil miliknya dan gadis itu mengambil miliknya juga.

“Nona, kamu akan mencari Nirva juga?” tanya Sutar, tercengang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun