Mohon tunggu...
Khoirul Muttaqin
Khoirul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - IG: @bukutaqin

Halo 🙌 Semoga tulisan-tulisan di sini cukup bagus untuk kamu, yaa 😘🤗

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hariku Dimulai

20 April 2022   17:20 Diperbarui: 20 April 2022   17:29 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pexels by mentatdgt

Belum lagi hari ini hanya sahur air putih gara-gara repot masak dan membangunkan Dila yang sulit bangun. Ngompol, nangis, dan akhirnya dia tidak puasa. Menyebalkan sekali karena yang jadi korban adalah aku. Semoga bisa puasa dengan lancar seperti biasanya.

Hari-hari di sekolahan pun sama melelahkan. Karena menjadi ketua kelas, hari ini ada beberapa hal yang membuatku kerepotan hingga pulang terlambat. Capek, padahal berkendara motor. Mungkin karena terik matahari yang terlalu menyengat.

"Tsamara! Terima kasih tadi sudah bantu-bantu ibu menyiapkan panggung untuk acara ramadhan di sekolahan. Kita akan mengadakan pengajian akbar. Kamu banyak membantu!" ucap Bu Firda saat tak sengaja kami sama-sama berhenti di perempatan jalan lampu merah.

"Sama sama bu," balasku sambil tersenyum. Membantu orang lain memang terasa menyenangkan. Meski aku berharap tadi anggota osis yang membantu lebih banyak agar ketua kelas tidak kerepotan. Saking capeknya, kepalaku sedikit pusing dan tubuhku lemas.

"Tsamara! Awas! Tsamara!" Bu Firda berteriak dan menggugah kesadaranku.

Sebuah truk melintas tepat di depanku berbelok saat lampu mulai hijau, saat aku mulai memajukan motor. Hampir! Telat sedikit saja tubuhku akan dilindas truk!

Kini jantungku berdetak dengan kencang di antara tulang dan dagingku yang letih dan lemas. Suara degubnya terasa menyakiti tubuhku, semakin terasa bagian-bagian yang nyeri. Capek. Aku butuh istirahat sesegera mungkin.

Menjadi anak teladan memang hal yang membanggakan. Namun sejujurnya ada banyak hal yang tidak kuinginkan. Kerja terlalu banyak, istirahat lebih sedikit daripada anak-anak lainnya. Hal yang sebenarnya tidak bisa kuterima. Membuat energi dan pikiranku sangat mudah terkuras.

"Kak Tsamara sudah datang! Kak Tsamara datang buk! Yah!"

"Nah! Gadis cantik ibu sudah pulang sekolah."

"Akhirnya kita terbantu bu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun