Di usia ke tujuh belas ini, akhirnya aku bisa bangga dengan diriku. Tsamara, aku bangga denganmu! Juara satu lomba cerdas cermat, juara satu di antara enam ratus siswa sekolahan, dan yang paling mengesankan, aku pernah bisa menjadi ketua osis!
Aku bangga dengan diriku.
Berjuang agar bisa mencapai yang kuinginkan. Berjuang dengan keras, ya, semua memang butuh perjuangan yang terkadang membuatku sangat capek dan sakit. Namun tak apa. Usaha tak pernah mengecewakan. Seperti kata kakek dahulu.
"Puasa bulan ini Tsamara juga tidak akan malas-malasan?" ucap ibu yang sejak tadi di sebelahku.
"Ya! Pasti. Aku akan berusaha."
"Anak ibu memang membanggakan. Kamu pasti bisa menikmati puasa bulan ini," kata ibu. "Iya kan yah," tambahnya.
"Ehm ..., ha?"
Ayah sedang menonton televisi, tidak fokus diajak bicara.
"Yah ...."
"Iya, Tsamara pasti bisa asalkan menikmatinya," balas ayah agak gugup.