Mereka yakin itu bukan ancaman serius bagi Tatang kendor. Dan benar saja tak butuh waktu lama Tatang Kedor membuat para kuli panggul tumbang satu per satu.
Keributan di Blok D sampai pada telinga Asep Bensin, bergegas ia kesana bersama Husen.
"Assalamualaikum?" Asep sampai di tempat para kuli panggul. Ia kaget melihat tampilan musuh bebuyutannya yang agak berbeda. Menggunakan lipstik merah cabai, pakaian wanita dengan muka yang di taburi bedak tebal.
"kau Kendor kan" kata asep Bensin memastikan "kenapa denganmu?"
"iya, dan jangan panggil aku dengan nama Kendor" Tatang menghapiri "panggil aku Tanti, Tanti Bohai, karena aku sekarang seorang prempuan"
Mendengar itu Asep Bensin lngsung beristigfar, "apa yang merubahmu?"
"jelas untuk mengunggulimu bangsat" kata Tatang "kau sekarang menjadi taat agama untuk dapatkan surga, dan aku tak akan kalah darimu. Ketahuilah kau hanya akan dapat surga sedang aku  akan menjadi pemilik surga, karena sekarang aku seorang perempuan"
"maksudmu?" tanya Asep Bensin kebingungan
"kau tahu surga itu ditelapak kaki ibu, karena sekarang aku perempuan dan akan menjadi seorang ibu maka surga ada di telapak kakiku" jelas Tatang Kendor di iringi tawa.
Asep Bensin kembali beristigfar, tak menyangka. "Surga bukan di telapak kaki waria brengsek" ucapnya membetulkan.
Tak terima Tatang Kendor meninju Asep Bensin tapi ia berhasil meghindar. Sebenarnya Asep Bensin ingin menyelesaikan masalah ini tanpa perkelahian, setelah ia belajar agama ia sadar kekerasan bukan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah terlebih lagi hari-hari belakangan ia mulai berpikir untuk mengakhiri perselisihannya dengan Tatang Kendor. Mengubur dalam-dalam dendam masa lalu dan memulai kembali persahabatan yang sempat terputus.