Seminggu lamanya husen mengajarkan bacaan shalat kepada Asep Bensin, sangat sabar meskipun berkali-kali Asep Bensin menyerah tapi Husen selalu bisa membujuknya. Bos akan jadi preman yang beriman, percayalah. Kata Husen menyemangati.
Di Pasar Cibelet tak ada yang lebih tabah dari Husen, dan perbuatan berguna yang pernah dilakukan Asep Bensin adalah menyelamatkan husen dari kelaparan ketika ia baru datang dari pelosok, Husen mengalami kecopetan.
Dua hari ia makan dari tempat sampah karena tak punya uang, beruntung saat itu Asep Bensin memberinya makan dan mengizinkannya tinggal di Masjid terminal sampai sekarang.
Milik Allah-lah segala ketetapan yang ada di langit dan di bumi termasuk ketetapan hati Asep Bensin yang mulai saat ini berjanji tak akan meninggalkan shalat. Di siang hari selepas Dzuhur ia selalu belajar mengaji kepada Husen. Belajar membaca Al Quran, belajar Fiqih, belajar segala hal menurut ketetapan agama. Luar biasa,
"aku akan membuka pengajian untuk umum disini" kata Asep "dan anak buahku semua harus ikut"
"semoga Allah mempermudah urusan Bos" sahut Husen menimpali.
Bukan hanya pengajian, sekarang Asep Bensin pun sudah mulai rutin menyantuni anak yatim dan orang yang membutuhkan. Ia juga berencana mempercantik Masjid agar nyaman untuk di datangi meskipun hanya sekedar untuk beristirahat tapi itu tak mengapa yang terpenting orang-orang mau masuk masjid terlebih dahulu katanya.
Kabar berubahnya Asep Bensin di dengar oleh Tatang Kendor. Ia murka, kenapa musuh sejatinya tak lagi menyeramkan. Ia pun tak mau kalah, jika Asep bisa seperti itu maka aku juga bisa lebih dari itu. Dipanggilnya Edi Bopeng, ia perintahkan kepadanya untuk mencari tahu apa yang membuat Asep Bensin berubah.
 "itu karena Husen bos" kata Edi Bopeng "dia yang mengajari kunyuk Asep agama"
"kenapa ia mau belajar agama?" teriak Tatang Kendor
"mungkin untuk masuk surga bos"