Mohon tunggu...
SedotanBekas
SedotanBekas Mohon Tunggu... Administrasi - ponakannya DonaldTrump

Saya adalah RENKARNASI dari Power Ranger Pink

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hilangnya Atlantis

26 Desember 2017   07:34 Diperbarui: 26 Desember 2017   09:25 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"hhhhmmmm"

"aku mohon yang mulia, aku berjanji besok aku akan memberikan jawaban atas pilihan hukuman yang ku pilih"

Aku kembali memelas

"baiklah jika begitu"

Sesaat sang penguasa dan Hasbi pergi aku bergegas mengambil secarik kertas yang diberikan oleh sang putri.

Ode putra Tabuh

Tak perlu kutanyakan besarnya cintamu, karena aku sudah mengetahuinya dari apa yang telah kau lakukan untukku. Terima kasih atas semua.

Janganlah pula kau bertanya  tentang besarnya cintaku kepadamu karena ku yakin kau pun mengetahuinya.

Aku sangat bahagia bersamamu, gilalah aku jika tidak ada dirimu. Namun hidup inilah bukanlah milik kita sendiri, ada banyak hal yang tak pernah kita tahu sama halnya seperti takdir kita saat ini.

Percayalah, tak pernah sekalipun aku berniat meninggalkanmu, hari ini aku akan pergi. Bukan mauku tapi inilah tugasku sebagai seorang putri dari kerajaan agung yang kau puja. Kau tahu? Setiap seribu tahun sekali di Atlantis harus ada seorang Putri untuk dijadikan korban sebagai sesembahan kepada Dewa. Entahlah darimana tradisi bodoh ini berasal. Yang kutahu dengan menjalankannya aku akan terbebas dari dosa kehancuran negeriku. Mengertilah.

Kau bukan hanya seorang penjaga langit tapi kau juga seorang yang telah memberi bahagia untukku. Menuntunku pada cinta sesungguhnya.meskipun aku percaya bahwa takdir ini salah tapi aku tak punya kuasa untuk menolaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun