"Pasti Putri juga muncul dalam pikiranmu, Son. Itu yang menyebabkanmu jadi gagal fokus ...!"
"Iya mungkin, Ton." Keduanya pun tertawa.
"Kamu itu ... kenapa tidak tanya alamat rumah atau sekolahnya, Son?"
"Iya, Ton. Waktu itu aku benar-benar malu ... grogi ... Â tidak bisa kugambarkan rasanya hatiku waktu itu." Sono tersenyum sendiri teringat kejadian itu.
"He he he, kalau cewek itu sepertinya grapyak, Son ... cerewet. Cocok sama dirimu. Bisa saling melengkapi."
"Ah, kamu itu ... malu aku. Ayo latihan lagi!"
Mereka kembali duduk bersila dengan posisi seperti semula dan mengatur irama napasnya. Hingga saat menjelang Maghrib ketika Kakek menghampiri mereka berdua ....
"Bagaimana latihannya? Sudah merasa bisa?" tanya Kakek menguji mereka.
"Belum, Kek. Masih belum bisa merasakan apa-apa," jawab Tono.
"Iya, Kek. Aku masih sering gagal fokus," kata Sono.
"Latihan olah napas ini sebenarnya tidak untuk merasakan apa-apa dan ora iso sakdeg sak nyet hasile. Tidak instan hasilnya. Fokus latihan ini untuk pengendalian emosi dan ketenangan jiwa. Ibarat gangsingan, walau berputar atau bergerak sangat cepat tapi terlihat diam, berdiri dengan tenang dan kokoh," kata Kakek sambil menyeruput teh panas di tangan kanannya.