Suasana sunyi kembali. Hanya terdengar kicau burung dan desir angin di sela-sela dedaunan hutan pinus. Sudah hampir satu setengah jam perjalanan mereka menuju pos kedua. Sebentar lagi senja membayang di ufuk barat. Mereka tiba di sebuah tempat yang disebut dengan nama Watu Jago. Karena terdapat sebuah batu besar yang bentuknya mirip dengan ayam jago. Mereka berhenti sejenak di sana. Dan sang cowok pun mendekati Desi.
"Sering muncak?" tanya sang cowok sambil duduk di samping Desi.
"Sering."
"Favorit ...?"
"Lawu ..."
Hening ...
Mereka sedikit canggung ditilik dari percakapan mereka yang singkat, jelas, dan padat.Â
"Ini bukan untuk valentine apalagi menyatakan cinta. Tapi hanya sekedar untuk penambah tenaga," kata cowok itu mencoba mencairkan suasana. Dia mengulurkan dua buah coklat batang pada Desi.
"Satu untukmu, Rat," kata Desi.
"Sebentar lagi mentari akan tenggelam. Di sini tempat yang bagus untuk melihat moment itu sebelum sampai di pos dua. Bagaimana menurutmu?" tanya cowok itu.
"Sepertinya long distance-mu akan diuji di lereng Lawu ini," kata Ratna sambil memegang tangan Desi. Desi memandang langit yang terlihat sedikit mendung. Angannya melayang ke negeri seberang.