"Iya, tadi siang aku membaca status Facebook-mu. Aku mengerti arti tulisan itu."
"Tulisan apa?" selanya penasaran.
"Cuma itu yang kuberikan. Cuma itu yang kubisa persem-bahkan, karena aku ada yang punya tapi separuh hati ini untuk-mu." Aku coba melafalkan kalimat itu dengan sempurna, berusa-ha menyembunyikan sesak hati agar suaraku tidak bergetar.
Keheningan sesaat membuatku berpikir mengenai pertanyaan apa yang harus kuajukan agar tidak menuai pertengkaran.
"Kamu milikku tapi separuh hatimu milik siapa? " tanyaku gelisah.
"Tidak... Tidak... Kalimat itu kudapat dari sebuah lagu. Aku menyukai lagu itu, kuambil sepenggal liriknya lalu kutulis saja, tanpa maksud apa-apa. Semua hanya karna kesukaanku pada lagu itu."
"Tapi kamu telah menulisnya!" protesku.
"Tolonglah, kamu tidak perlu berlebihan, semua hanya sebatas rasa sukaku terhadap lagu itu."
"Kamu menyukai lagu itu, dan dapat kupastikan kalau liriknya mewakili perasaanmu saat ini," ucapku berusaha menyelaraskan logika.
"Aku tidak suka hal sekecil itu dibesar-besarkan!" bentakmu keras seperti aba-aba perwira yang seakan menyuruhku diam.
Nada bicaramu meninggi, aku mengerti kamu tidak suka pada sikap dan tanyaku yang berlebih. Aku hanya bisa diam, berusaha menghalau ketakutan atas amarahmu.