Bimo hampir muntah setelah melihat bangkai tersebut, namun dia tahan.
Dia berjalan ke belakang rumah mengambil pacul dan cikrak yang terbuat dari kaleng bekas biskuit.
Dibawanya bangkai tersebut ke belakang rumah, agak jauh dari taman belakang untuk dia kuburkan.
Dengan cepat dia gali tanah menggunakan pacul lalu dia letakkan ke dalam tanah yang sudah dia gali.
Lalat pun beterbangan kesana kemari karena bangkai yang mereka makan sudah akan dia kubur.
Dia tahan bau bangkai yang menyengat lehernya hingga tubuh bangkai dua kucing tadi dia tutupi menggunakan tanah.
Setelah itu dia kembali ke dalam untuk menyapu dan mengepel kembali lantai dapur dengan menginjak kain pel menggunakan kaki kanannya dengan kuat hingga bekas bangkai tadi segera hilang dari lantai.
Usai membersihkan semua bagian dalam rumah, badan Bimo sudah mulai kelelahan.
Dia lihat jam di dinding sudah menunjukkan angka 14:00 dan dia belum sempat melaksanakan shalat Dhuhur.
Dengan langkah agak terburu-buru, dia ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan segera melaksanakan shalat Dhuhur di kamar.
Sepuluh menit kemudian, usai shalat Dhuhur. Bimo berjalan ke dapur untuk membuat kopi.