Setelah sadar kalau wanita yang bernama Angelica tadi orang yang mencuri barangnya, Bimo lalu turun dari bis dan bertanya kepada orang-orang yang dia temui untuk mencari tahu kendaraan apa yang bisa dia gunakan untuk mengantarkan dirinya menuju kampung gondomanan.
Kampung tempat tinggal bude Gandari yang akan dia datangi.
Bimo benar-benar tidak tahu arah kota Jogja, walau dirinya sudah beberapa kali main ke Jogja.
Akhirnya, setelah berpindah-pindah bis sampai tiga kali. Tepat jam 10:30 siang akhirnya dia sudah sampai ke rumah budenya.
Saat berada di depan rumah budenya, Bimo melihat keadaan rumah besar yang dekorasinya seperti rumah tua khas orang jawa masa lalu.
Halaman depannya lumayan luas namun sudah menggunakan pagar besi di bagian depan untuk memisah dengan jalan kampung.
Di teras depan rumah terdapat atap memanjang ukuran 5 x 3 meter.
Di bawah atap ada tiang penyangga yang terbuat dari kayu mahoni dengan cat warna kuning dan biasa digunakan untuk ngobrol.
Di samping atap tersebut, ada dua kursi mengapit meja kecil untuk meletakkan vas bunga.
Bimo membuka gembok pagar, lalu berjalan memasuki halaman depan rumah yang terlihat penuh dengan dedaunan rontok dan sudah banyak yang mengering berwarna kecoklatan.
Dua kursi teras dan mejanya terlihat sudah penuh dengan debu.