Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perempuan Gang Kelinci Joyoboyo [4]

8 Mei 2012   18:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:32 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Wes gak usah takon ae terus! Bisa mencarikan aku pekerjaan tidak?", jawab Lodi.

Suaranya setengah berbisik dan  menggeser duduknya lebih dekat pada Ucik. Sepertinya dia takut orang lain mendengar.

Pertanyaaan Lodi itulah sebenarnya yang diharapkan Ucik  selama ini, perempuan bertato  kupu - kupu itu sudah lama mengincar Lodi.

Tanpa Lodi sadari dia sudah masuk dalam perangkap. Begitulah cara Ucik, dia selalu memanfaatkan kesempatan  untuk meraih keuntungan.

Dia tahu Lodi butuh uang dan pekerjaan. Dari dulu Ucik sudah merencanakan untuk menawari pekerjaan, tapi dia tidak ingin Lodi merasa terpaksa bekerja di tempatnya. Jadi tinggal menunggu sambil mengamati saat Lodi putus asa seperti ini. Saat yang tepat,  Ucik dengan manis datang menjemputnya.

" Gak usah kuatir rek. Ono lowongan ndek kafeku,  kon gelem tah? Kalau mau sekarang saja kita berangkat sebelum kamu berubah pikiran lagi. Sebenarnya  aku sudah menjanjikan pekerjaan itu untuk temanku dari Ponorogo. Ya demi kamu aku akan batalkan temanku itu. " jawab Ucik.

Bibir Ucik yang berlipstik merah dengan manis meluncurkan kata-kata rayuannya. Padahal sebenarnya dia tidak  menjanjikan pekerjaan pada siapapun, apalagi teman dari Ponorogo. Hanya triknya saja agar Lodi terpikat dan segera ikut bersamanya.

Dengan perjanjian akan diberi separuh dari gajinya jika Lodi mau berangkat. Tawaran ini membuat Lodi tak bisa berpikir panjang lagi. Jumlah uang yang ditawarkan Ucik sangat besar dan menggiurkan.

Lodi langsung saja menyanggupi. Lodi tidak merasa perlu berpamitan pada orang tua angkatnya. Sejak Lodi lulus sekolah dasar, mereka tidak pernah mempedulikan lagi. Mereka katakan Lodi sudah besar. Jadi  harus  bisa mencari  nafkah sendiri.

Satu-satunya orang yang harus dia pamiti adalah Reni. Setelah menyiapkan barang bawaannya dia bergegas menuju warung soto bik Yah, untuk menemui Reni.

Dari jauh Reni sudah melihat sahabatnya itu. Di punggungnya melekat ransel biru yang sudah kumal dan pias warnanya, sementara tangan kanannya menenteng gitar kecil miliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun