Tiba di sebuah rumah bercat ungu pastel, mereka turun dari mobil kijang biru metalik itu.
"Lodi, kamu naik ke lantai tiga ya, sebentar lagi ada temanmu yang turun menunjukkan kamarmu"
Ucik menelepon seseorang. Ia tertawa cekikikan dengan seseorang saat menyampaikan berita ia datang bersama Lodi.
"Nah itu dia, kamu ke atas duluan ya mandi dan istirahat dulu, Prety tolong bantu Lodi ya"
Lodi terkesima sekaligu terkejut saat menoleh ke arah tangga, astaga! bukannya itu si Partiyem, pembantu di warung soto bik Yah? hampir saja Lodi tidak mengenalinya.
Rambutnya di Rebounding dan dicat pirang. Pakaiannya sangat seksi. Tanpa canggung Prety menyambut Lodi. Dia tersenyum geli melihat ekspresi wajah Lodi yang terkejut.
"Aku hampir saja tidak mengenalmu"
"Sttt... nanti saja kita cerita - cerita setelah di kamar atas"
"Kalian naik saja dulu,nanti aku menyusul, Ucik melambaikan tangannya pada Lodi.
Kamar Lodi berdekatan dengan Prety alias Partiyem. Kamar yang sempit berisi satu tempat tidur kecil dengan sebuah meja kursi di sudut kamar.
Cermin kaca yang cukup besar, sengaja disediakan untuk memfasilitasi mereka berdandan. Satu kipas angin kecil dan jam dinding. Semua ini jauh lebih nyaman daripada rumahnya di gang Kelinci.