***
Hari itu Lodi duduk melamun sendirian di bawah pohon Mahoni pinggir jembatan sungai Brantas dekat terminal. Ia sedang tidak semangat untuk mengamen.
Tanpa Reni dia merasa mengamen adalah pekerjaan yang menjemukan. Padahal dulu dia begitu semangat untuk melakukannya. Mungkin karena sekarang dia harus menyanyi sendiri dengan nada suaranya yang sumbang.
Lodi tenggelam dalam kenangannya saat bersama Reni mengamen. Tanpa disadarinya sudah sejak tadi Ucik mengamati dari belakang. Pelan - pelan Ucik mendekat dan menyapa Lodi.
" Yok opo kabare ning tomboy? Ojo ngelamun ae rek ?", Kata Ucik. Perempuan seksi bertato kupu - kupu itu tiba - tiba mengagetkan Lodi. Bau parfumnya menyengat hidung. Pakaiannya sangat seksi.
"Hei dengar ya, namaku Lodi, bukan ning tomboy tau!",jawab Lodi ketus.
"Aduh rek ojo ngamukan tah, gak isok diajak guyon arek iki! Lodi, kon gak ngamen maneh tah?"
"Bosan", Â jawabnya singkat.
"Bosan, atau duitmu berkurang soale kon gak iso nyanyi apik koyok Reni?", Ledek Ucik.
Ucik mencoba menebak dan memancing reaksi Lodi. Tetapi Lodi tidak menjawab, dia seolah mau mengatakan sesuatu namun semua kalimat seperti tercekat di lehernya. Dilihatnya Ucik tersenyum.
Lodi memberanikan diri bertanya.