Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perempuan Gang Kelinci Joyoboyo [1]

4 Mei 2012   13:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:43 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan tersedu -sedu  Reni  mengusap- usap tepi luka kakinya. Dia menggigit bibir untuk menahan rasa nyeri dan perih .

Beruntung seorang  gadis  lewat . Dia  berhenti  dan  berbicara  dengan Lodi  dan Reni. Tampaknya gadis itu berniat akan menolong.

"Dik ,ayo ikut kakak ke rumah , biar saya obati lukamu" ujar gadis itu. Ia menawarkan bantuan.

Kedua  bocah   perempuan  itu terlihat saling  berpandangan.Reni  tampak  ragu  - ragu   untuk  menjawab. Ditatapnya  wajah  sahabatnya  untuk  meminta  persetujuan. Lodi lalu mengangguk setuju.

Beberapa  saat kemudian dipapahnya Reni naik ke atas becak  yang  ditumpanginya .Gadis bernama Arlisa. Bekerja sebagai perawat  di  sebuah  rumah sakit  sebelah utara terminal Joyoboyo.

Setiba  di  rumah  kontrakan  Arlisa, Reni dibaringkan  di  atas  tempat   tidur. Dengan cekatan  tangan Arlisa membersihkan luka pada kaki Reni dan membalutnya.

"Sakit  sedikit  ya  Reni, memang  agak  perih di  beri obat, tapi lukamu akan segera sembuh" kata Arlisa. Ia  menjelaskan sambil membalut luka. Reni mengangguk  lalu memandang wajah Arlisa penuh kekaguman.

Lodi memilih menunggu sambil duduk  di  sebuah kursi rotan, tak  jauh dari Reni. Dia memperhatikan gerak - gerik Arlisa  dari tadi. Di  pandanginya gadis  itu  berulang kali. Sesekali dilihatnya Reni  yang meringis kesakitan.

"Kalian   tunggu  sebentar  ya, kakak  akan  ke  apotik , membelikan  Reni  obat antibiotik" kata Arlisa.

Kedua  anak  itu  hanya mengangguk lalu terdiam. Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut mereka. Hampir setengah jam kebekuan  terjadi.

Arlisa muncul di depan pintu kamar sambil membawa tas plastik putih bercap apotik Waras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun