Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perempuan Gang Kelinci Joyoboyo [1]

4 Mei 2012   13:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:43 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba  di  persimpangan  jalan belakang  terminal  Joyoboyo, Arlisa  meminta becak untuk  berhenti. Lodi  yang  pada  saat  itu  sedang  menoleh ke  arah Arlisa  menjadi ketakutan. Dikayuhnya pedal  sepeda menuju tempat lain. Arlisa tidak lagi memperdulikan Lodi.

"Kak Arlisa, kita  masuk  ke gang itu" Reni   menunjuk ke sebuah  gang  sempit  di  balik kios  rokok . Gang  itu  terlihat  kumuh. Banyak  sampah  plastik  bekas botol air mineral bertumpuk  di  sudut  - sudut  tikungan gang. Tikus- tikus got  seolah - olah  menyambut kedatangan  mereka.

Hampir  saja  Arlisa  menjerit  ketakutan, ketika  seekor tikus besar melintas di depan mereka.Melihat  cara melintas  tikus- tikus  itu,tak ada sedikit pun rasa takut  berhadapan  dengan  manusia. Tikus itu berjalan cepat mendahului  Arlisa dan Reni.  Sesekali tampak  tikus  itu  berhenti memandang  mereka  berdua. Arlisa mencoba  menahan  diri agar tidak menjerit.

Sepanjang   kanan  dan  kiri gang  banyak sekali  cabang  tikungan  sempit . Tikungan  itu berupa   jalan setapak . Hampir  semua  bangunan  rumah  di  situ  berdinding  triplek  dan kardus  bekas.

Berbagai merek  kardus dan kain spanduk bekas menghiasi  dinding rumah  mereka. Sambil menuntun  Reni , Arlisa membayangkan kehidupan  anak kecil  yang ada di  sampingnya.

Anak - anak  yang  lahir dan  dibesarkan  di  sebuah   pemukiman kumuh gang  Kelinci. Apakah mereka berpikir  tentang kesehatan yang layak mereka dapatkan.

Lamunan  Arlisa  tiba - tiba  buyar, ketika  seorang  perempuan yang  berpapasan dengan mereka menyapa  Reni. Perempuan  itu menatap Arlisa penuh curiga. Ekspresi keheranan  tampak  pada  wajah  perempuan  itu.

Dua petak dari tempat Arlisa berpijak, terdengar tawa cekikikan dari seorang perempuan lainnya diantara suara musik yang begitu keras.

Melihat  suasana  itu  ingin  rasanya Arlisa  segera  sampai di  rumah Reni. Tetapi langkah kaki Reni yang tertatih - tatih  karena luka  itu, memperlambat  langkah Arlisa.

Saat tiba di salah satu  pertigaan  gang, tercium bau  minuman  beralkohol yang menyengat  hidung Arlisa. Dengan  cemas  dan  takut  mata  Arlisa mencuri pandang pada  sebuah  rumah sempit. Tiga  orang   laki - laki  bertato sedang  asyik  bermain  judi  domino, di  atas sebuah meja kayu usang bercat merah.

Seorang laki-laki berewokan bertubuh tambun berteriak girang. Ia telah tiga kali memenangkan taruhan judi. Laki -laki  itu  bernama Somad. Badannya bergoyang-goyang seirama dengan tawanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun