Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perempuan Gang Kelinci Joyoboyo [1]

4 Mei 2012   13:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:43 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lodi  dan Reni dibesarkan  di  gang  Kelinci. Usia mereka sebenarnya  sebaya.  Tetapi postur tubuh Lodi lebih besar dan  tinggi dibanding  dengan Reni, potongan rambutnya pendek  cepak seperti anak laki-laki.

Lodi juga sangat pemberani. Sementara Reni  tubuhnya kurus, dengan  bentuk  wajah  tirus  dan  mungil  . Reni lebih   pendiam  dibandingkan   sahabatnya itu, membuat dia dikenal sebagai anak pemalu.

Meskipun berbeda  karakter, keduanya  tetap tidak terpisahkan. Setiap  selesai  sekolah  kedua bocah perempuan itu mengamen di terminal. Mereka juga sering terlihat bermain bersama.

Sore  itulah  kebersamaan  mereka  pun  teruji. Sebuah  sepeda  motor  melintas  cepat menyerempet sepeda Lodi dan Reni. Mereka terjatuh.

Kedua bocah itu  tertindih  sepeda  yang mereka kendarai. Kaki kanan Reni terluka. Kulit pembungkus tulang  kering  kaki kanan Reni terkelupas. Tak lama kemudian darah mulai mengucur deras dari luka itu.

"Aduuuh....sakit sekali kakiku" Reni menjerit sambil meringis kesakitan.

Lodi  menyandarkan  sepedanya, lalu berjongkok di samping  sahabatnya  yang  sedang menangis menahan sakit.

Mendengar tangisan Reni, Lodi mulai panik.Wajah Reni yang mengiba  dan  linangan  airmatanya semakin menambah  kegugupan Lodi. Tak ada satupun kata terucap  dari  bibirnya.

Lodi  menatap  lekat  ke  luka  Reni .Rasa  iba  mulai mencekam dirinya .Kecemasan  bercampur  ketakutan akan mendapat  kemarahan  orang tua  Reni  terus menyelimuti benaknya.

"Diamlah  Ren! Jangan menangis terus" bentak Lodi. Ditariknya lengan kiri sahabatnya  itu  dengan  gugup. Reni dipaksa  bangun. Bentakan  Lodi  membuat  Reni terdiam.

Matanya yang cekung mengerjap sambil  memandang  Lodi  dengan  takut. Reni pun mulai sesenggukan. Air mata  tak  mampu  tertahan, membasahi kedua pipi yang tirus dan pucat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun