Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perempuan Gang Kelinci Joyoboyo [1]

4 Mei 2012   13:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:43 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kak Arlisa tunggu sebentar  ya,aku panggil mamak"

Arlisa menggangguk sambil tersenyum  manis pada Reni. Sambil menunggu, pandangan Arlisa tertuju di depan rumah Reni. Banyak anak kecil. Sepertinya wajah  mereka itu tidak asing  di  mata  Arlisa.Anak- anak kecil itu sering dilihatnya berada di terminal Joyoboyo. Mengemis dan  mengamen. Rupanya ini markas  mereka, katanya  dalam  hati.

Terdengar  Reni   memanggil mamaknya. Tak  lama  kemudian  keluar  seorang  perempuan kira-kira berumur limapuluh tahunan. Reni memanggil dia mamak. Arlisa membatin sambil terus memandang perempuan itu. Tidak mungkin dia yang melahirkan Reni. Perempuan ini sudah terlalu tua untuk menjadi seorang ibu. Wajah Reni pun tidak ada miripnya sama sekali.

"Jadi, kamu  yang  menolong  anak  saya  Reni? Terimakasih ya Arlisa" kata  perempuan itu. Ia mengulurkan tangannya menyalami Arlisa. Bibirnya  yang  hitam  kebiruan tersenyum, mengucapkan   terimakasih  berulang  -  ulang.

Tak  lama   kemudian  menyusul   keluar seorang   laki -  laki.  Melihat  dari  raut  wajah  itu  usianya  kira -  kira   terpaut sepuluh  tahun lebih muda dari mamak Reni.

"Kak Arlisa, kenalkan ini bapak"

Laki-laki itu menyalami  Arlisa  tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Bahkan tersenyum pun juga tidak. Reni  menyebut  laki -laki itu  bapak. Pasangan  yang    aneh, batin Arlisa.

Benarkah  Reni  anak  mereka? Atau  jangan - jangan mereka adalah induk semang yang menjual  anak atau  menjadikan  mereka  sebagai  pengemis dan pengamen. Banyak pertanyaan menghinggapi benak Arlisa.

Arlisa pun segera pamit pulang. Tidak ingin  ia berlama-lama  di tempat itu.

"Saya pamit pulang ya, Reni jangan lupa untuk minum obatnya"

Ketika  akan melangkahkan  kaki  keluar  dari rumah  itu, rasa takut menghinggapi benak Arlisa. Bayangan sekilas  orang - orang di gang Kelinci membuatnya takut setengah mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun