" Baik Luh."Â
" Kamu kok tahu kalau ada orang di sini?"
" Aku sudah memperhatikanmu sejak turun dari bis mas. Bahkan aku sendiri tidak percaya kalau itu adalah kamu mas. Makanya aku datang ke sini untuk memastikannya."
" Aku merindukanmu Luh." Remond memeluk niluh. " Silahkan duduk luh, ayo bergabung denganku."
" Tidak mas, jangan di sini. Mending kita ke gubuk di dekat makam PKI itu." Niluh menunjukkan tangannya pada sebuah gubuk di dekat gundukan tanah di atas bukit karang.Â
" Baik, Ide yang bagus luh."Â
Mengetahui Reymond telah mabuk berat, niluh segera merangkulnya sambil mebawakan tas punggungnya.Â
Reymond beberapa kali tertangkap mata oleh niluh saat memperhatikan kecantikan niluh di bawah sinar rembulan. Reymond masih terkagum dengan wajah niluh yang tampak sama sekali tidak menua. Walaupun kini, pertemuan keduanya telah berlalu lebih dari 20 tahun.Â
Ketika Niluh menaruh barang Reymond di tanah dan mengeluarkan 4 botol anggur serta dua bungkus rokok yang telah dipersiapkan reymond di dalam tasnya, Reymond dengan sigap memeluk Niluh dari belakang.
" Kamu tentu ingat Niluh, bagaimana dahulu kita menghabiskan sore kita di tempat ini?"
Niluh mengangguk.