Mohon tunggu...
Tirto Karsa
Tirto Karsa Mohon Tunggu... Buruh Pabrik -

"Hidup hanya senda gurau belaka"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Layu

10 Januari 2018   13:12 Diperbarui: 10 Januari 2018   13:18 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Baik Luh." 

" Kamu kok tahu kalau ada orang di sini?"

" Aku sudah memperhatikanmu sejak turun dari bis mas. Bahkan aku sendiri tidak percaya kalau itu adalah kamu mas. Makanya aku datang ke sini untuk memastikannya."

" Aku merindukanmu Luh." Remond memeluk niluh. " Silahkan duduk luh, ayo bergabung denganku."

" Tidak mas, jangan di sini. Mending kita ke gubuk di dekat makam PKI itu." Niluh menunjukkan tangannya pada sebuah gubuk di dekat gundukan tanah di atas bukit karang. 

" Baik, Ide yang bagus luh." 

Mengetahui Reymond telah mabuk berat, niluh segera merangkulnya sambil mebawakan tas punggungnya. 

Reymond beberapa kali tertangkap mata oleh niluh saat memperhatikan kecantikan niluh di bawah sinar rembulan. Reymond masih terkagum dengan wajah niluh yang tampak sama sekali tidak menua. Walaupun kini, pertemuan keduanya telah berlalu lebih dari 20 tahun. 

Ketika Niluh menaruh barang Reymond di tanah dan mengeluarkan 4 botol anggur serta dua bungkus rokok yang telah dipersiapkan reymond di dalam tasnya, Reymond dengan sigap memeluk Niluh dari belakang.

" Kamu tentu ingat Niluh, bagaimana dahulu kita menghabiskan sore kita di tempat ini?"

Niluh mengangguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun