Mohon tunggu...
Tirto Karsa
Tirto Karsa Mohon Tunggu... Buruh Pabrik -

"Hidup hanya senda gurau belaka"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Layu

10 Januari 2018   13:12 Diperbarui: 10 Januari 2018   13:18 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reymond menangis. Pelan-pelan dia lepaskan tangan kanannya dari lengan kirinya. Di tatanya Niluh agar kepalanya tetap pada pelukannya. Diambilnya pisau lipat yang masih dipegang niluh dengan erat. 

" Biarlah di batas hidup kita, monster ini yang menanggung perbuatan mu."

Reymond teringat pada telpon Sisi adiknya. Sebelum kematiannya, Sisi pernah bilang padanya kalau dia punya anak kembar yang cantik. Namun Reymond mengabaikannya. Dia merasa tidak pernah melakukan hubungan intim dengan seorang wanita.

Dokter terakhir yang menangani operasinya juga mencurigai bahwa Reymond dan kedua anak angkatnya memiliki ikatan keluarga. Reymondpun tidak mau menerimanya. Dia masih bersikukuh kalau mereka tidak memiliki hubungan selain antara ayah dan anak angkatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun