Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dari Jogja untuk Dunia: Sate Ratu Merambah Turis Asing

12 Maret 2019   10:32 Diperbarui: 12 Maret 2019   10:44 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak punya. Sebenarnya, selama saya bekerja saya tidak banyak bersinggungan dengan food product. Karena saya justru banyaknya di F&B service. Saya orang service, bukan orang product. 

Tapi saya dan beberapa teman ada kesepakatan untuk bikin usaha kuliner-angkringan. Dan kami pikir usaha yang paling nyambung dengan kita, yakni: kuliner ya. Lebih ke servicenya dan konsepnya, bukan produknya. Tapi karena harus terjun 100 % maka produkpun kami harus pahami.


Siapa orang yang paling berpengaruh di kehidupan Pak Budi, sehingga Pak Budi bisa memasak ?

Jadi saya tidak ada basic memasak. Tidak ada juga ketertarikan dengan dunia masak-memasak. Kemudian bahkan waktu masih angkringan saya tidak terlibat langsung dengan produksi. 

Cuma begitu jadi Sate Ratu saya harus bersinggungan dengan produknya. Kalu saya tidak memahami produknya, saya kan kesulitan. Karena saya mau kuasai bisnis ini dari a-z. Jadi saya harus belajar.

Kebetulan yang sate merah, khususnya dari teman saya yang berasal dari Lombok. Sate Merah ada unsur sate yang berasal dari satu kecamatan bernama-rembige, sate sapi. Dari situ Itu ambil sebagai dasar bumbunya kita kembangkan lagi dan kita gabungkan. 

Lalu jadilah bumbu sate merah itu. Jadi mungkin itu secara otodidak ditemukan. Mungkin malah lebih banyak dari hasil kita ngobrol bersama dalam menghasilkan bumbu sate merah yang otentik ini. Di keluarga saya nggak ada yang jago masak. Saya benar-benar otodidak. 

Dokpri.
Dokpri.
Proses menemukan bumbu sate merah itu berapa lama ?
Waktu saya bisnis angkringan sebenarnya sudah ada. Lalu tidak lama berselang dari situ, saya sekitar sebulan mencari formulasi yang pas, dan akhirnya ditemukanlah bumbu sate merah. Tapi sudah ada basenya (formulasi dasar dari bumbu merah).


Tusuk sate bambu ini banyak dipakai di jogja, tapi apakah ada rencana mengganti tusuknya dengan tusuk sate berbahan logam seperti sate klathak ? atau kebab dari turki ?

Untuk sekarang belum. Saya nggak tahu apakah dengan tusuk sate berbahan logam akan dikatakan meniru sate klathak atau tidak. Tetap ada orang yang tidak terlalu nyaman,kalau dicuci, dan dipakai. 

Kalau di sate klathak kan tujuannya untuk mematangkan daging bagian dalam. Kalau di Sate Ratu apakah akah memiliki dampak yang sama. Saya belum bisa menjamin. Jadi mungkin sementara belum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun