2.1.Cara Hidup Fungi
Fungi merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil dan bereproduksi dengan spora (Carris dan Lori, 2009). Fungi bersifat khemoorganotrof dan memperoleh nutrisinya secara absorpsi dengan bantuan enzim ekstraseluler untuk memecah biomolekul kompleks seperti karbohidrat, protein, dan lemak menjadi monomernya yang akan diasimilasi menjadi sumber karbon dan energi (Madigan et al., 2012). Bahan makanan ini akan diurai dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa menjadi senyawa yang dapat diserap dan digunakan untuk tumbuh dan berkembang (Sinaga, 2000). Penyerapan makanan dilakukan oleh hifa yang terdapat pada permukaan tubuh fungi (Lockwood, 2011).
      Fungi termasuk organisme saprofit sangat menguntungkan bagi manusia. Fungi tersebut akan menghancurkan sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks dan menguraikannya menjadi zat kimia yang lebih sederhana, kemudian mengembalikannya ke dalam tanah dan selanjutnya dapat meningkatkan kesuburan tanah tersebut. Fungi juga dapat hidup dalam bentuk dismorfisme, yang berarti bahwa organisme tersebut dapat ada dalam bentuk uniseluler (Khamir) dan bentuk benang/filamen (Kapang). Fase khamir timbul bila organisme tersebut berperan sebagai parasit atau patogen dalam jaringan sedangkan bentuk kapang jika organisme tersebut merupakan saprofit (Pelczar, 1986).
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara simbiotik dengan berbagai macam organisme. Meskipun paling sering ditemukan pada habitat darat, fungi juga hidup di lingkungan akuatik, dimana fungi tersebut berasosiasi dengan organisme laut dan air tawar serta bangkainya. Lichen, perpaduan antara fungi dan alga, banyak terdapat di berbagai tempat dan ditemukan pada beberapa tempat yang tidak sesuai dengan habitatnya. Fungi simbiotik lainnya hidup dalam jaringan tumbuhan yang sehat dan spesies lain membentuk mutualisme-mutualisme pengkomsumsi selulosa dengan serangga, semut dan rayap (Campbell et al., 2010).
Basidiomycetes merupakan golongan fungi yang dapat mendekomposisi kayu, baju, kertas, dan produk lainnya yang berasal dari alam. Lignin adalah senyawa polimer kompleks yang tersusun oleh komponen fenolik dan sangat penting dalam tanaman berkayu. Lignin yang berasosiasi dengan selulosa dapat memberikan bentuk kaku terhadap tanaman berkayu tersebut. Lignin tersebut dapat didekomposisi oleh Basidiomycetes yang merupakan jenis fungi yang sangat penting dan memiliki jumlah paling banyak di alam (Madigan et al., 2012). Golongan fungi yang termasuk hidup dalam air adalah oomycota dan chytridiomycota, sedangkan golongan fungi yang hidup di darat (tanah) misalnya, Mucorales, Ascomycota, deuteremycetes dan beberapa Peronosporales (Gunawan et al., 2004).
2.2.Bentuk Fungi
Berdasarkan struktur dasarnya, fungi dibagi menjadi 3 kelompok yaitu khamir (yeast), kapang (mold) dan cendawan (mushroom).
a.Khamir (Yeast)
Yeast merupakan sel tunggal (uniseluler) yang membentuk tunas dan pseudohifa (Webster dan Weber, 2007). Hifanya panjang, dapat bersepta atau tidak bersepta dan tumbuh di miselium. Yeast memiliki ciri khusus bereproduksi secara aseksual dengan cara pelepasan sel tunas dari sel induk. Beberapa khamir dapat bereproduksi secara seksual dengan membentuk aski atau basidia dan dikelompokkan ke dalam Ascomycota dan Basidiomycota. Dinding sel yeast adalah struktur yang kompleks dan dinamis dan berfungsi dalam menanggapi perubahan lingkungan yang berbeda selama siklus hidupnya (Hoog et al., 2007).
Gambar 1. Tomogram elektron sel yeast. Gambar ini menunjukkan membran plasma, mikrotubulus dan vakoula cahaya (hijau), nucleus, vakuola dan vesikula gelap (emas), mitokondria gelap dan besar (biru) dan vesikel muda (merah muda) (Hoog et al., 2007).
Gambar 2. Gambar 2. Sel Yeast (Madigan et al., 2012).