3. Teori Sastra Bandingan
Menurut Fancois Jost (1974) dalam Zahro (2021), sastra bandingan memusatkan pada kemiripan di antara dua atau lebih karya sastra. Hal ini berarti membandingkan dengan menganalisis karya sastra satu dengan karya sastra lainnya yang memiliki kemiripan dari segi tema, isu, gaya bahasa, amanat, dan lainnya.
C. METODE
Artikel ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Anggito dan Setiawan (2018) metode kualitatif ialah pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal. Data diperoleh dari tulisan karya sastra berupa cerpen dan puisi. Data tersebut dianalisis kemudian dibandingkan untuk menemukan persamaan dalam unsur intrinsik maupun isu yang ada di dalam karya sastra tersebut.
Sumber data berasal dari cerpen karya Nuryana Asmaudi S.A. yang berjudul “Merenda Waktu” dan puisi karya Ariadi Rasidi dengan judul “Ibuku Yang Perkasa”. Langkah pertama untuk mendapatkan data ialah membaca kedua karya sastra. Kemudia dianalisis unsur pembangunnya dan menyesuaikan isu yang ada dengan teori sastra. Dari cerpen dan puisi tersebut diperoleh data berupa unsur-unsur pembangun dan isu yang terdapat di dalamnya. Kemudian mendeskripsikan persamaan dan perbedaan yang ada di antara kedua karya sastra tersebut.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Cerpen
Cerpen berjudul Merenda Waktu dipublis pada 8 November 2024 oleh Nuryana Asmaudi S.A. di Kompas.id. Cerpen ini menceritakan seorang laki-laki (aku) yang sedang mengamati seorang perempuan tua karena merindukan ibunya. Perempuan tua yang kesehariannya beraktivitas di kebun halaman dan kembali kerumah diwaktu petang. Perempuan tua mantan guru agama di desanya. Perempuan tua janda yang sabar dalam menghadapi sulitnya mengasuh anak. Perempuan tua yang sudah tiga kali menikah, tetapi suami kedua dan ketiga tidak bertanggung jawab. Perempuan tua menyiratkan ketenangan yang membuat laki-laki tersebut ingin menghampirinya, akan tetapi laki-laki tersebut tidak berani.
Berhari-hari laki-laki itu telah mengamati perempuan tua dan pada akhirnya perempuan itu bersenandung dengan isi untuk menghampirinya tanpa keraguan, karena ia akan senang menyambut kembali laki-laki tersebut. Laki-laki itu bingung menganggap mungkin ada orang lain yang juga memperhatikan perempuan tua itu. Perempuan tua terus melantunkan kata-kata yang membuat laki-laki tersebut teringat masa lalunya. Perempuan tua menceritakan bagaimana laki-laki itu lahir, bagaimana kesehariannya, dan bagaimana ibunya bersusah payah merawatnya dan saudara lainnya. Perempuan tua terus bercerita hingga waktu pulang. Laki-laki terus mengikuti dalam sembunyi. Perempuan tua mengatakan kepada laki-laki itu untuk menemuinya tanpa takut maupun ragu, karena perempuan tua hanya ingin bertemu kembali dengan anak laki-lakinya sebelum ajal datang menjemputnya. Perempuan tua mengatakan ingin bertemu kembali tanpa mengharapkan harta benda atau apapun itu dari laki-laki tersebut.