E. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan didapatkan persamaan dari cerpen “Merenda Waktu” dengan puisi “Ibuku Yang Perkasa” dari temanya dan isu yang ada di dalamnya. Kedua karya sastra ini memiliki tema anak dengan ibunya. Sedangkan isu yang dimiliki mengenai perempuan yang berani untuk mengambil peran laki-laki demi anak-anaknya. Perbedaan sudah pasti ditemui pada cerpen dan puisi ini dikarenakan adanya perbedaan pada unsur yang membangunnya. Namun perbedaan yang dapat dibandingkan adalah amanatnya. Cerpen memiliki amanat untuk selalu ingat pada orangtua. Sedangkan puisi mengamanatkan untuk menghargai dan mendoakan orangtua.
REFERENSI
Anggito, Albi & Setiawan, Johan, (S.Pd.). (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: CV Jejak.
Fadilah, D.F., Zuriyati, & Herlina. (2020). Resepsi Pembaca Terhadap Unsur Pembangun Puisi Afrizal Malna Dalam Antologi Puisi Berlin Proposal. DEIKSIS, 12(2), 116-131.
Hawa, Masnuatul, (M.Pd.). (2017). Teori Sastra. Yogyakarta: Deepublish.
Marzuki. (2007). Kajian Awal Tentang Teori-Teori Gender. Jurnal Civisc, 4(2).
Rosana, R., Fitriani, Y., & Effendi, D. (2021). Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur-unsur Pembangun Cerpen Melalui Model Discovery Learning pada Siswa. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia, 6(2), 151-156.
Syahfitri, Dian, (S.S., M.Hum.). (2018). Teori Sastra Konsep Dan Metode. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Zahro, Alhasanah. (2021). Perbandingan Ekokritik Pada Puisi "Pesan Dari Situ" Karya Muhammad Bintang Yanita Putra Dengan Cerpen "Situ Gintung" Karya Putu Wijaya (Kajian Sastra Bandingan). CaLLs, 7(1).