[4]Fiqh menurut Ibnu Subki adalah: "Pengetahuan tentang hukum syara' yang berhubungan dengan amal perbuatan, yang digali dari satu per satu dalilnya. Abdullah bin ‘Umar al-Baidawi ahli Ushul Fiqh dari kalangan mazhab Syafi'i mendefinisikan fiqh sebagai: "Pengetahuan tentang dalil-dalil secara global, cara mengistimbathkan (menarik) hukum dari dalil-dalil itu, dan tentang hal ihwal pelaku istinbath." Satria Effendi mengatakan bahwa yang dimaksud "dalil-dalil" adalah Al-Qur'an dan Sunnah. Satria Effendi, Ushul Fiqh, diedit oleh Aminuddin Ya'qub, Nurul Irvan, dan Azharuddin Latif, cet. ke-2, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2008), hal. 2-13.
[5]Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional, cet. ke-1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal. 122.
[6]Arifin bin Badri, Op.Cit. hal. 1.
[7]Wirdyaningsih et,al., Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), hal. 25.
[8]Ibid., hal. 25.
[9]Ibid., hal. 26.
[10]Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim (Mukhtashar Shahih Muslim), diterjemahkan oleh Ma'ruf Abdul Jalil dan Ahmad Junaidi, cet. ke-1, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2009), hal. 623.
[11]Abu Bakar Jabir Al-Jaza'iri, Konsep Hidup Ideal dalam Islam (Minhajul Muslim), diterjemahkan oleh Musthofa Aini, Amir Hamzah, dan Kholif Mutaqin, (Jakarta: Darul Haq, 2006), hal. 460.
[12]Ibid., hal. 460.
[13]Ibnu Daqiiqil ‘ied, Syarah Hadits Arba'in (Syarh Matan Al-Arba'ien An-Nawawiyah), diterjemahkan oleh Abu Umar Abdullah Asy-Syarif, cet. pertama, (Solo: At-Tibyan, 2002), hal. 52-53.
[14]Diambil dan disarikan dari: