Mohon tunggu...
Muh. Zulfikri Arman
Muh. Zulfikri Arman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulislah karena itu akan membuat kita dikenang tanpa perlu terkenal.

jalani hidup dengan santai dan penuh semangat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan Pertama

25 April 2021   00:26 Diperbarui: 25 April 2021   00:35 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            “Iya, enggak papa. Lain kali hati-hati,” kataku, sambil menolongnya

Kemudian datang seorang perempuan menghampiri kami, dia merupakan teman satu kelompok, perempuan yang baru saja menabrakku. Dia pergi begitu saja tanpa memperkenalkan dirinya. Aku. bergegas menuju ke tempat kelompokku berkumpul. Aku  persilahkan duduk di paling depan, berpapasan langsung dengan pendamping.

Setelah semuanya terkumpul, kakak pendamping yang ada di hadapanku mulai memperkenalkan dirinya. Namanya kak Arli, dia juga merupakan senior dari jurusan manajemen. Setelah memperkenalkan diri dan menceritakan sedikit pengalamannya selama kuliah. Kak Arli menghadap kearahku, berkata,

“Kamu yang paling depan, perkenalkan dirimu.”

Kemudian aku berdiri memperkenalkan diri, selanjutnya di ikuti oleh yang lainnya. Setelah semuanya memperkenalkan diri. Kak Arli langsung menunjukku, sebagai ketua kelompok. Tanpa basa basi yang lain langsung menyetujuinya.

Tak selang beberapa saat kemudian, terdengar pengumuman agar semua MABA (Mahasiswa Baru), berkumpul kembali di aula. Kami pun beranjak dari tempat duduk semula, menuju ke aula. Setelah semuanya terkumpul, kak Bayu akan mengadakan sebuah permainan tanya jawab. Ketika salah menjawab maka, kami akan di hukum. Namun aku mengarahkan perhatianku, ke sosok perempuan yang menabrakku tadi.

Tiba-tiba, Kak Bayu mengagetkanku, dia memberikanku pertanyaan. Aku yang melamun langsung gelagapan. Akibat salah menjawab pertanyaanya, aku kemudian dihukum. Tanpa sepengetahuanku, Kak Bayu sudah memperhatikan aku yang tengah fokus kepada perempuan yang menabrakku tadi. Kak Bayu tersenyum licik memandangku. Keringatku dingin bercucuran tiba-tiba. Dengan spontan Kak bayu langsung memanggil perempuan itu. Mau tidak mau, aku pasrah. Aku di suruh berkenalan sekaligus merayunya.

“Dik! Iya, kamu yang berkerudung merah!” teriak Kak Bayu. Perempuan tadi menengok sambil menunjuk dirinya. Dia ragu, kenapa ada yang berteriak memanggilnya.

“Iya, kamu. Kesini sebentar,” ucap Kak Bayu. Perempuan berkerudung merah tadi pun berdiri dan perlahan berjalan ke arah kelompok kami. Kak Bayu yang merasa senang, tersenyum sendiri.

“Nama kamu siapa?”

“Delia, Kak. Ada apa ya?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun