Mohon tunggu...
Muh. Zulfikri Arman
Muh. Zulfikri Arman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulislah karena itu akan membuat kita dikenang tanpa perlu terkenal.

jalani hidup dengan santai dan penuh semangat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan Pertama

25 April 2021   00:26 Diperbarui: 25 April 2021   00:35 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Oke bro, ayo otw, bro.”

Sambil memakai sepatu, pesannya ku balas singkat, “Gaskan bro.”

Aku berjalan keluar rumah menuju motorku terparkir, ku lihat ada yang janggal dari ban belakangnya. Sungguh apes hari ini, ternyata bannya bocor. Tak selang beberapa lama, Zakaria datang lalu menepikan motornya.

“Motormu kenapa bro?” ujarnya, sambil berjalan ke arahku.

“Sialan, bannya bocor bro,” jawabku dengan sedikit kesal.

“Ya udah, kita bareng aja, menunggu bengkel juga udah enggak sempat,” jawabnya. Tanpa berlama-lama, kami pun berangkat ke kampus.

Tak selang beberapa menit, kami pun tiba. Zakaria memarkirkan motornya di parkiran, tak jauh dari mahasiswa lainnya berkumpul. Kami berjalan menuju keramaian tersebut. kemudian datang salah seorang panitia ospek, menghimbau kami menuju aula, melaksanakan geladi bersih. Tak selang beberapa lama setelah geladi, akhirnya yang di tunggu sedari tadi telah dimulai.

***

Acara pembukaan ospek telah selesai, suasana ruangan yang tadinya hening kembali ribut. Dari kejauhan terlihat kak Bayu, seorang perwakilan dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), menghimbau agar semuanya tenang. Dia membacakan kembali nama-nama kelompok beserta pendamping, yang telah di bagikan di grup WhatsUp. Setelah nama-nama di bacakan dia menghimbau agar masing-masing kelompok menemui pendampingnya.

Setelah dibacakan, semuanya berlarian menghampiri pendampingnya. Tapi, tidak denganku, yang hanya berjalan dengan santai. Tidak segaja aku di tabrak dari belakang oleh seorang perempuan yang tak ku tahu namanya. Ia terjatuh. Dengan memasang muka agak panik.

            “Maaf-maaf, aku tak sengaja!” ucap perempuan tadi sedikit ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun