Tuan rumah. Ooo begitu. Jadi mbakyu percaya, dan yakin itu segelas air teh manis?
Tamu. Iya mbakyu saya yakin walaupun tidak melihat pohon tebu dalam gelas tersebut, karena saya dapat merasakan air teh tersebut berasa manis dari sari tebu yang umum disebut gula pasir. Tuang rumah. Ooo begitu.
Tuan rumah. Kalau boleh bertanya, mengapa mbakyu tadi tidak jadi meminum setelah memegang gelasnya?
Tamu. Iya mbakyu karena saat saya pegang gelasnya masih terasa panas, jadi belum berani untuk meminumnya.
Tuan rumah. Apakah mbakyu melihat adanya api dalam gelas kok mengatakan panas?
Tamu. Saya tidak melihat api dalam gelas mbakyu, tetapi saya yakin bahwa itu adalah sifat panasnya api walau tidak melihat wujud apinya. Tuan rumah. Ooo begitu.
Setelah menyimak percakapan antara tuan rumah, dan tamu kiranya kita mendapat gambaran untuk memahami makna yang tersirat dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 115.
Jadi kita dapat mengatakan bahwa segelas air teh nasgitel tadi bukan sebagai wajah pohon teh, pohon tebu, dan api.............................
Tetapi itu adalah wajah dzat teh, wajah dzat tebu,Â
dan wajah dzat api yang ada dalamÂ
segelas air teh nasgitel.