Benar! Tiga tahun...
Sekarang begini, jika ada anak-anak yang bahkan sejak ia masih balita sudah terus-menerus menyaksikan orang tua mereka shalat, lalu di usia tujuh tahun diajak ke masjid dan diajarkan tata cara beribadah yang benar, kira-kira mudah nggak?
Tentu saja gampang. Karena sejak ia masih sangat kecil sudah kerap sekali melihat orang tuanya melakukan hal demikian. Ia mendapatkan teladan yang baik dari ibu bapaknya.
Dari usia tujuh sampai sepuluh tahun, anak itu terus-menerus diajarkan tentang shalat. Bagaimana gerakan yang benar, seperti apa bacaan fasihnya, juga apa-apa saja sunnah-sunnahnya.
Anak-anak itu diajari oleh orang tua yang paham, juga telah mengerjakan dengan sangat baik. Orang tua mereka juga sudah benar memberikan teladan.
Maka hampir pasti, ketika anak-anak mereka berumur sepuluh tahun, setelah selama tiga tahun intens dididik untuk shalat, maka sejatinya tidak akan ada yang tidak shalat. Dan karena hal itulah, hampir tidak ada pemukulan yang dilakukan sahabat Rasul kepada anak-anak mereka.
Kesimpulannya apa?
Kita baru boleh melakukan pemukulan kepada anak jika dan hanya jika sudah memberikan teladan dan sudah menerapkan pendidikan yang benar selama bertahun-tahun.
Pemukulan yang dilakukan juga harus bersifat mendidik dan tidak merusak: tidak terlalu kencang dan bukan di area yang membahayakan.
Jadi, kalau guru (atau orang tua) tidak bisa memberikan teladan dan pendidikan yang benar, maka seharusnya janganlah sekali-kali memukul siswa.
Pukul diri sendiri dulu karena belum bisa menjadi contoh dan pendidik yang benar.