"Siapa dia punya nama?" tanya Ayah kepada salah seorang anggota kepolisian.
"Idan, Jendral."
Terperanjat aku ketika nama itu disebutkan. Idan, aktivis anti penyelundupan orang itu, adalah salah seorang anggota sindikat yang hendak membunuhku? Sukar aku hendak percaya.
"Idan? Aku kira dia mati karena balas dendam sindikat kepada polisi?', ucapku dengan nada tak percaya.
"Dendam?"
"Orang-orang sindikat yang mati. Pekerjaan polisi, kan?"
Ayah terbahak.
"Itulah. Kau pikir kau hebat. Kau tak paham betapa peliknya permainan."
Pening kepala aku. Apa yang sebenarnya telah terjadi? Apakah selama ini aku telah terbodohi oleh diriku yang merasa sebagai wartawan hebat?
"Pembunuhan-pembunuhan itu, sindikat yang lakukan." Ucapan Ayah lagi-lagi membuatku heran. Mengapa mereka membunuh anggota mereka sendiri?
"Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui," ucap Ayah janggal.