Aku ditinggal mati oleh Bunga lewat serangan jantung. Ia pun ditinggal mati oleh suaminya akibat serangan jantung juga. Waktu kematiannya pun hampir bersamaan. Yaitu dua tahun yang lalu.
Bedanya, aku sudah punya anak, sedang Astuti tidak. Bedanya lagi, kepergian Bunga meninggalkan kesedihan yang dalam atasku dan Alba. Namun kepergian suaminya, menurut Astuti, justru memberikan kelegaan dan kebebasan kepadanya.
"Maaf, aku kok belum paham maksudmu?" tanyaku.
"Kawinku dulu kan boleh dibilang terpaksa? Aku dipaksa ibuku untuk dikawinkan dengan Basofi. Seorang juragan emas di pasar besar."
"Wah.....bahagia dong!"
"Dianya yang bahagia, tapi aku yang ngenes!"
"Lho......kok begitu?"
"Ya memang begitu!" tegasnya, "Aku ngenes, karena aku sama sekali tak mencintainya. Dia pun sebenernya tak mencintaiku. Dia menikahiku cuma untuk puaskan libidonya saja. De jure-nya aku memang istri resminya, tapi de facto-nya aku mirip seperti wanita simpanannya saja."
"Wanita simpanannya? Berarti dia punya istri yang lainnya?" kejarku penasaran.
"Memang punya, yaitu istri pertamanya...."
"................................" aku ternganga kelu dan masygul.