"Aku nggak mikirin mereka, tapi justru mikirin Ayah."
"Haah....., apa katamu?" tanyaku makin tak paham.
Akhirnya, Alba mengaku juga. Ia mengenalkanku dengan para janda mama teman-temannya itu, tujuannya untuk memberi kesempatan padaku agar bisa dekat pada mereka. Pikirnya, siapa tahu cocok dan bisa berjodoh dengan salah satunya.
Aku cukup terkejut dengan ide dan usahanya. Tapi niatnya kuyakin sangat tulus dan mulia. Alba ternyata sangat memikirkanku juga. Padahal aku sendiri, sama sekali belum berpikir ke situ. Namun anehnya, kenapa yang ingin dinominasikannya kok hanya yang janda-janda saja?
"Ayah kan sudah duda, pantasnya ya dapat yang sudah janda juga, dong!"
***
Sepeninggal istriku, untuk sarapan dan makan siang, kami berlangganan katering. Makan malamnya, baru beli di luar. Namun malam ini, aku dan Alba akan menikmati menu istimewa. Kusebut istimewa, karena yang kami makan adalah hasil masakan kami sendiri.
"Apa pendapat Ayah," tanyanya setelah kelar makan, "Kalau ada seorang wanita yang sudah waktunya menikah, tapi masih terus menjomblo, kira-kira alasannya apa ya, Yah?"
"Lho, kok kamu tiba-tiba tanya soal itu? Siapa sih wanita itu?"
"Dia guru favoritku, guru matematikaku, Yah. Umurnya kira-kira sekitar 35 tahunan."
"Tidak menikah atau belum menikah, penyebabnya pasti macam-macam. Salah satunya, karena faktor kepribadian. Misalnya, orangnya suka jutek dan judes. Kalau seperti itu, biasanya para pria akan males mendekatinya."