"Tapi menurutku, Bu Astuti itu tidak seperti itu. Dia baik sekali kok padaku!"
Begitu dengar nama Astuti, sontak ingatanku menuju ke seorang gadis yang 15 tahun lalu pernah jadi pacarku. Bahkan dia adalah cinta pertamaku. Kalau barusan, Alba menyebut bahwa umurnya sekitar 35 tahun, ya pas juga. Kalau dia cantik dan pintar, Astutiku yang dulu ya seperti itu.
Sesungguhnya dulu kami sama-sama saling mencintai. Akibat kesombongan ibunya, yang tak menyetujui hubungan kami, cinta kami kandas di tengah jalan. Itu terjadinya di kota kelahiranku dulu.
Setelah aku meninggalkan kota tersebut, dan menetap di kota ini sampai sekarang, aku tak tahu lagi apapun tentangnya. Namun apakah gurunya Alba tersebut adalah Astutiku yang dulu? Ini yang mesti digali lebih jauh dari anakku.
"Kenapa, Yah......kok diam saja?"
"Enggak apa-apa kok! Cuma dulu ketika Ayah masih muda, memang pernah punya teman yang namanya Astuti juga. Oh, ya.....apakah kamu punya foto ibu gurumu itu?"
"Ada! Aku punya! Sebentar......" ia lalu membuka galeri di hapenya, "Nah ini dia, Yah!"
Tidak salah lagi! Ia memang Astuti yang dulu adalah kekasihku. Namun benarkah sampai sekarang dia masih menjomblo?
***
Perjumpaan kembali antar mantan kekasih, biasanya menerbitkan gairah dan kebahagiaan. Seperti itulah yang kurasakan saat berjumpa kembali dengan Astuti. Excitement yang serupa kuyakin dinikmati juga oleh guru cantik itu.
Dari proses saling tanya dan saling jawab tentang kehidupan masing-masing, tahulah aku, bahwa ternyata kami bernasib sama. Sama-sama menjomblo lagi..