"Untuk waktu yang belum bisa ditentukan...."
"Terus bagaimana dengan rencana pernikahan kita, Bang?"
"Justru kepergianku ini demi mewujudkan rencana mulia kita itu, Sayang!"
"Apa hubungannya?"
"Kau ingat? Syarat mutlak yang ditetapkan Ayahmu untuk bisa melamarmu itu apa?"
"Seiman, saling mencintai dan sudah punya pekerjaan jelas."
"Yang pertama dan kedua sudah terpenuhi. Tapi yang ketiga kan belum...."
Sejak di pe-ha-ka hampir dua tahun lalu, sampai sekarang Drimorio memang masih sebagai pemuda dewasa pengangguran. Di dusun ini tak ada lapangan kerja yang tersedia. Itu sebabnya, hampir semua pemuda dusun ini merantau ke berbagai kota, bahkan ke ibukota. Jika tak bisa bertani atau berternak, satu-satunya peluang kerja ya berwiraswasta.
"Kalau saja sawahku sudah laku, aku punya modal untuk segera buka usaha."
"Sabar sedikit kenapa, sih Bang? Sebentar lagi kan pasti laku juga......"
"Ini peluang emas, Ani. Ini momentum terbaikku! Dan sekali dilewatkan, kita akan  kehilangan semuanya."