Terutama disrupsi teknologi, khususnya teknologi informasi digital sangat memengaruhi perubahan lingkungan bisnis hampir di seluruh sektor industri. Agar perusahaan tetap sukses dalam menjalankan bisnis di atas perubahan tadi, dibutuhkan kepemimpinan yang tangguh. Termasuk potensi kepemimpin perempuan Indonesia.
Disrupsi digital menimbulkan perbedaan cara atau kecenderungan pola berpikir dan berperilaku manusia yang semakin beragam (diversity)Â dan kompleks. Karena di Era Digital setiap manusia telah memiliki hak yang sama dalam mengakses informasi ke internet, selama mereka memiliki gawai, dapat menangkap sinyal, dan memiliki cukup pulsa atau menerima akses free wi-fi.Â
Sementara mereka mempunyai latar belakang suku, ras, agama, kebiasaan, kebudayaan, bahasa, cara pandang yang berbeda-beda.Â
Di Indonesia saja terdapat 656 suku bangsa dengan 300 macam bahasa lokal (Keberagaman Masyarakat Indonesia, 2020). Terutama juga berlatar belakang pendidikan, generasi, dan kemampuan literasi baca yang berbeda-beda. Sehingga semakin mewarnai keragaman perbedaan tersebut.
Perubahan memang tidak dapat dikelola lagi dengan baik. Tapi yang lebih penting bagaimana cara perempuan menyikapinya. Otak manusia dianugerahkan untuk selalu dapat beradaptasi, memiliki kemampuan otak untuk terus berubah.Â
Otak seorang perempuan memiliki energi yang sangat kuat, efisien, yang bisa secara mandiri memahami berbagai proses yang terjadi di dalam dirinya, dan demikian pula secara mandiri dapat memperbaiki jika terjadi kesalahan. Konsep neuroplastisitas dapat menjelaskan kemampuan otak untuk terus berubah dan beradaptasi (Peterson, 2012).Â
Perubahan lingkungan bisnis yang VUCA sifatnya terus menerus terjadi, telah dinyatakan sejak 2013 sebagai suatu kenormalan baru (Lawrence, 2013). Pandemi COVID-19 hanya merupakan salah satu contohnya, dan berhasil mempercepat transformasi digital (Syatiri, 2020).Â
Memaksa bisnis melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap lingkungannya. Tidak sekedar mengikuti perubahan, atau hanya berubah semata. Akan tetapi bagaimana kinerja perusahaan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, dan tahun-tahun mendatang dapat diprediksikan untuk terus bertumbuh sesuai yang direncanakan, konsep dari continuous improvement (Robert Brown, 2013).
Perubahan dipastikan terus terjadi. Bagaimana perempuan menyikapi perubahahan menjadi faktor penting berkontribusi bagi keberhasilan perusahaan dan organisasi. Perubahan akan sangat berarti dan diperlukan bila mereka melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk menjadi lebih baik.Â
Perbedaan pola pikir dan perilaku, tidak hanya perbedaan gender, yang semakin beragam memengaruhi bagaimana mereka berkomunikasi dan berkoordinasi, serta bekerjasama dan berkolaborasi dengan baik. Â Termasuk perbedaan pola pikir dan perilaku lintas generasi. Beberapa orang mengalami kesulitan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan tim atau mitra yang berbeda gender dan generasi.
Â