Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Slavoj Zizek Memahami Hegel Baru, dan Pertanyaan Tuhan

13 Agustus 2019   10:38 Diperbarui: 13 Agustus 2019   10:47 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam catatannya tentang kemunculan subjektivitas dalam Antropologi Hegel, yang melewati banyak putaran dan belokan, Malabou menunjukkan   'subjektivitas berasal dari kemungkinan solikitasi diri, kekuatannya sendiri untuk mengatasi dirinya sendiri: "Diri" adalah contoh yang menjamin kesatuan hubungan yang sama dengan yang lain. '   Ia mengatakan   penyatuan identitas dan perubahan ini segera menyebabkan pembubarannya sendiri, dan   kekuatan analisis Hegel adalah   ia mampu menghasilkan sintesis, baik di hadapan bentuk pemersatu maupun tanpa kehadirannya.

Apa ini artinya   Hegel 'secara simultan meningkatkan kemungkinan ko-eksistensi dalam bentuk nyata (seperti dalam ko-eksistensi identitas dan perbedaan; konstitusi jiwa sebagai "Diri"), dan ketidakmungkinan ko-eksistensi seperti itu (Seperti dalam kondisi jiwa yang tidak sehat atau sakit jiwa di mana identitas dan perbedaan hanya dapat tetap dalam ketegangan yang tidak dapat direduksi). Sintesis sintesis dan non-sintesis yang aneh ini lebih asli daripada sintesis sederhana dari "Diri"; bahkan, itu mendahului "Aku". '   Gagasan sintesis antara sintesis dan non-sintesis, menarik dan sugestif apa adanya, adalah ciri khas pemikiran Hegel, seperti yang kita lihat dia juga berbicara tentang kesatuan kesatuan dan perbedaan, dan transendensi perbedaan antara transendensi dan imanensi, dan ketidakterbatasan tanpa syarat yang mendahului perbedaan antara yang terbatas dan yang tak terbatas. Adalah sifat khas formula-formula ini dalam pemikiran Hegel sehingga kita sekarang harus berpaling.

Daftar Pustaka: Slavoj Zizek., 2012., Less Than Nothing: Hegel and the Shadow of Dialectical Materialism

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun