Saya menyarankan agar formula ini dapat dibaca dan dipahami seperti ini:
• “kita MENGASIHI ALLAH justru dengan mengasihi sesama manusia”
– Dan –
• “kita mampu MENGASIHI SESAMA MANUSIA justru karena kita mengasihi Allah.”
Coba perhatikan. Bila Hukum itu adalah sebuah persamaan, maka apabila anda nihilkan sisi manapun dari persamaan itu, maka anda kan membuat mati sisi-nya yang lain. Bila anda nihilkan KASIHI SESAMAMU pada satu sisi, maka di sisi yang lain, KASIHI TUHANMU menjadi tidak bernilai sama sekali; sebaliknya, bila anda nihilkan KASIHI TUHANMU, maka KASIHI SESAMAMU tidak akan memiliki landasan otoritas apapun untuk dijalankan di dalam dunia materi tanpa Allah. MUSTAHIL.
Tetapi, kemustahilan inilah justru yang sedang coba ditaklukkan oleh para atheists – termasuk Dawkins – sebagai kebalikan dari para penganut ‘self-righteous religion’: yaitu mereka ingin Tuhan itu menjadi tiada atau dinihilkan dari persamaan di atas; sambil tetap ingin moralitas itu tetap ada (kasihi sesamamu). Mereka ingin membangun sebuah moralitas yang mulia tanpa memasukkan Tuhan ke dalam persamaan formulanya. Mereka ingin ada makanan yang lezat tersedia di meja makan, tetapi melalaikan sang juru-masaknya.
Sebaliknya. Begitu pula dengan para agamis itu: mereka ingin hanya mengasihi Tuhan saja, tanpa peduli untuk mengasihi sesama manusia yang mungkin dalam banyak hal dianggap najis dan kafir atau berbeda kualitas dari mereka.Para agamis ini ingin segera berada di surga menerima upah cukai mereka dengan menyembah Allah siang dan malam, tanpa peduli untuk mengasihi sesama manusia di dalam doa dan perbuatan mereka.
.
“What is it that breathes fire into the equation?”
Dalam ketidak-percayaannya akan Tuhan, Stephen Hawking masih mengajukan pertanyaan yang menunjukkan keheranannya – mengapa formula matematika begitu efektif dalam menjelaskan fenomena di alam semesta ini, sehingga dia bertanya:
“What is it that breathes fire into the equations and makes a universe for them to describe?”
Bagi yang percaya tentu menjawabnya: karena adanya sosok Super Cerdas yaitu sang Kebenaran Mutlak sebagai landasan atas segala sesuatu yang cerdas di alam semesta ini.