Mohon tunggu...
Bala Gibran Banyumas
Bala Gibran Banyumas Mohon Tunggu... Penulis - wiraswasta

Isilah Form Pendaftaran Keanggotaan Bala Gibran Banyumas dengan mengisi Google Form berikut: https://forms.gle/K9kVQqspTCFx2unY8

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ngapak Goes to The Future

26 November 2023   20:20 Diperbarui: 26 November 2023   20:40 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Petualangan mereka di masa depan Banyumas tak berhenti pada kejutan pertama. Setelah melewati lorong-lorong kafe berteknologi tinggi yang penuh dengan aroma kopi futuristik, mereka menemukan diri mereka di tengah-tengah kehidupan masa depan Banyumas. Jalan-jalan yang tadinya berlubang-lubang dan tertutup oleh debu, kini telah digantikan oleh jalan tol modern yang berkilauan. Masyarakat berlalu-lalang dengan kendaraan futuristik yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Novita, Joko, dan Pak Slamet saling berpandangan dengan tatapan takjub dan penuh kekaguman. Sambil menikmati suasana, mereka tiba-tiba disapa oleh seorang robot pelayan berwajah senyum holografis.

Robot Pelayan: "Selamat datang di Banyumas tahun 3000! Apa yang bisa saya bantu?"

Joko Pacul: "Eh, Pak Slamet, ini bukan Banyumas yang dulu lagi."

Slamet Tohari: "Iya, Cul. Tapi, ini baru awal. Kita belum tahu bagaimana kita bisa membantu Banyumas ini."

Novita Wiyanti: "Mungkin kita bisa mulai dengan mencari Bupati, atau mungkin tur ke pusat pemerintahan Banyumas tahun 3000."

Mereka pun bersama-sama menuju pusat pemerintahan yang terlihat lebih mirip gedung antariksa dibandingkan kantor pemerintahan tradisional. Di sana, mereka mendapati Bupati yang tampak sibuk mengatur kebijakan-kebijakan masa depan.

Bupati : "Ah, selamat datang! Anda dari zaman mana?"

Slamet Tohari: "pak dewo...kami dari Banyumas zaman sekarang. Kami datang dengan mesin waktu---Ngapak Time Machine."

Bupati: "Aha! Saya sudah mendengar kabar tentang mesin waktu itu. Bagaimana kami bisa membantu?"

Joko Pacul: "Kami ingin membantu Banyumas masa depan tetap unik dan mempertahankan kearifan lokalnya. Bagaimana kita bisa menyelaraskan teknologi dan tradisi?"

Bupati tersenyum dan memberikan mereka panduan tentang sistem pendidikan, teknologi, dan cara menjaga kearifan lokal. Mereka diajak untuk menjelajahi "Banyumas Museum of the Future," di mana hologram dan augmented reality membawa sejarah Banyumas hidup kembali. Setelah menjelajahi seluruh pusat pemerintahan, mereka kembali ke warung kopi mereka yang sekarang bertransformasi menjadi kedai kopi futuristik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun