Novita Wiyanti: "Jangan lupa usaha skala kecil dan menengah, Pak. Kita bisa bikin 'Kopi Khas Banyumas' yang punya pasar luas. Bukannya cuma di kampung sendiri, tapi bisa sampai ke luar Banyumas."
Slamet Tohari: "Dan yang tak kalah penting, kita harus jaga budaya lokal. Jangan sampai kesenjangan antara yang tradisional dan modern membuat kita kehilangan jati diri....lur"
Obrolan mereka semakin seru, dan ide-ide segar pun terus mengalir di tengah canda tawa.
Joko Pacul: "Pak Slamet Tohari, bagaimana kalau kita bikin kopi dengan teknologi tinggi? Kopi yang bisa membuat kita bangun pagi dengan semangat, meskipun tidur larut malam nonton sinetron ..semangatnya seperti orang kroya-kroya itu lho !"
Novita Wiyanti: "Haha, iya cul! Dan kita sebarin ke seluruh Indonesia. 'Kopi Banyumas: Bikin Semangat, Nggak Bikin Insomnia''. .joss'"
Slamet Tohari: "Kalian ini, dari obrolan serius jadi obrolan kocak. Tapi sebenarnya, ide-ide kalian itu nggak buruk,tapi butuh pelaksanaan yang serius. Kita butuh kombinasi serius dan kreatifitas untuk mencapai perubahan yang kita mau baca donk karakter dan budaya orang jawab ngapak di bukunya Ahmad Tohari itu lho..biar tambah cerdas!!"
Obrolan pun berlanjut, tapi siapa sangka, di luar warung, ada kejutan yang lebih besar menanti mereka. Sesuatu yang akan membawa mereka pada petualangan tak terduga di masa depan Banyumas.
Adegan 2: Ngapak Time Machine dan Petualangan Unik
Ketika candaan mereka semakin meriah, tiba-tiba terdengar suara misterius dari luar warung. Seolah-olah langit Banyumas memutuskan untuk menambahkan elemen dramatis pada obrolan mereka. Mereka berdua keluar dan terkejut melihat sesuatu yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya -- sebuah mesin waktu yang aneh di halaman warung.
Joko Pacul: "Pak Slamet Tohari, itu apa, ya?"
Slamet Tohari: "Astagfirullah, itu kayak mesin waktu, Joko! Ngapak Time Machine katanya. Lihat, ada tulisannya."