3. Obat penurun asam (H2 blocker)
Obat H2 blocker mengurangi produksi asam lambung dengan menghambat aksi histamin pada sel-sel lambung. Mereka bisa membantu meredakan gejala dispepsia. Contoh obat H2 blocker termasuk ranitidin, famotidin, atau cimetidin.
4. Prokinetik
Obat prokinetik digunakan untuk meningkatkan motilitas saluran pencernaan, membantu mengatasi gejala seperti perut terasa penuh, kembung, atau lambung kosong yang lambat. Contoh obat prokinetik meliputi metoklopramid atau domperidon.
5. Antibiotik
Jika dispepsia disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori, yang merupakan penyebab umum tukak lambung, dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk menghilangkan infeksi tersebut.
Dispepsia memang bukanlah suatu penyakit yang tergolong berbahaya. Namun, jika dispepsia dibiarkan tanpa diagnosis atau pengobatan yang tepat, beberapa kemungkinan dapat terjadi, seperti:
1. Penyakit yang mendasari memburuk
Dispepsia bisa menjadi gejala dari kondisi medis yang lebih serius seperti tukak lambung, kanker lambung, atau penyakit hati. Jika penyakit ini tidak diobati, mereka dapat memburuk dan mengakibatkan komplikasi serius.
2. Perdarahan gastrointestinal
Jika dispepsia disebabkan oleh tukak lambung yang tidak diobati, tukak tersebut dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan gastrointestinal. Perdarahan yang berat dapat mengakibatkan anemia, kehilangan darah yang signifikan, dan bahkan mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat.