Minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, dan minuman energi dapat memicu relaksasi katup antara lambung dan kerongkongan (LES) dan meningkatkan produksi asam lambung, yang dapat memperburuk gejala dispepsia.
5. Minuman beralkohol
Konsumsi alkohol dapat merangsang produksi asam lambung dan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, memperburuk gejala dispepsia.
6. Makanan yang mengandung gas
Makanan yang menghasilkan gas dalam saluran pencernaan, seperti kacang-kacangan, brokoli, kol, bawang, kembang kol, dan minuman berkarbonasi, dapat menyebabkan kembung dan gejala dispepsia lainnya.
Diagnosa dispepsia didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan serangkaian tes yang dapat meliputi tes darah, tes urea napas, endoskopi, tes pencernaan, atau tes fungsi motilitas gastrointestinal. Pengobatan dispepsia tergantung pada penyebabnya. Dokter juga dapat meresepkan obat untuk mengurangi produksi asam lambung, meningkatkan motilitas saluran pencernaan, atau mengatasi infeksi H. pylori jika ada.
Terdapat beberapa obat yang sering digunakan untuk mengurangi keluhan dispepsia, yakni:
1. Antasida
Obat antasida membantu mengurangi keasaman lambung dan meredakan sensasi terbakar atau nyeri pada perut bagian atas. Contoh antasida yang umum adalah aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, atau kombinasi keduanya.
2. Penghambat pompa proton (PPI)
Obat PPI mengurangi produksi asam lambung secara efektif. Mereka dapat membantu meredakan gejala dispepsia yang terkait dengan kelebihan asam lambung. Beberapa contoh obat PPI meliputi omeprazole, lansoprazole, atau esomeprazol.