Industri perbankan nasional merasakanmultiplier effectdari indutri migas. Â Terhitung mulai 2009, industri hulu migas diwajibkan untuk menggunakan bank umum nasional. Â Â Khusus bagi kontraktor KKS yang sudah memasuki masa produksi, semua transaksi pembayaran wajib menggunakan bank BUMN atau BUMD. Hasilnya, pada periode April 2009 hingga Desember 2014, total transaksi pembayaran pengadaan melalui bank-bank tersebut mencapai US$ 44.91 miliar. Partisipasi BUMN dan BUMD ini diharapkan akan meningkat di masa mendatang sehingga multiplier effect industri hulu migas bagi bisnis negara lainnya dapat berjalan maksimal.
Mencari Energi Alternatif
We simply must balance our demand for energy with our rapidly shrinking resources. By acting now, we can control our future instead of letting the future control us.– Jimmy Carter.
Pemerintah perlu mencari sumber-sumber energi lain yang lebih murah dan mudah.  Selain itu dibutuhkan Roadmap Penyangga Cadangan Energi Nasional guna diversifikasi energi ke sumber energi terbarukan lain seperti geothermal (panas bumi), solar cell (tenaga matahari), dan biofuel.   Diharapkan energi terbarukan pada tahun 2025 bisa mencapai 26% dari kebutuhan energy Indonesia (sumber : Kementerian ESDM).
Namun perlu diingat, bahwa dalam proyeksi hingga 2050 peran migas dalam bauran energi primer nasional maupun dunia masih tetap dominan walaupun pengembangan energi terbarukan terus dilakukan. Â Â Selain itu, kendati ada kebijakan untuk mengutamakan industri dalam negeri, SKK Migas dan industri hulu migas sangat menekankan pada efisiensi dan kecepatan dalam proses pembuatan keputusan guna mewujudkan ketahanan dan kedaulatan energi Indonesia Industri hulu migas teruslah engkau bersolek.
Salam Hangat dari Tangerang.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H