Mohon tunggu...
Azzahra NisaulALiyyah
Azzahra NisaulALiyyah Mohon Tunggu... Penulis - Pemula

Always grateful ✨

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Before The War

3 Februari 2020   09:15 Diperbarui: 3 Februari 2020   09:09 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

       "Dimana dia?" Tanya Ayumu
       "Tanah yang subur, Borneo" jawab Aghtainer
        " Hah?!" Jawab ku dan Ayumu bersamaan.
Lima menit berlalu dengan hening. Semua orang hanya bisa saling bertatapan saja satu sama lain.
         "Harusnya aku tau dia disana" kataku geram
         "Ini bukan salahmu William" jawab ayumu
  Ayumu hanya menunduk saja, "sepertinya aku melihat dia waktu itu" kata Ayumu memecah kebisuan.
           "Dimana??" Kataku dan Aghtainer
           "Dekat pelabuhan"
           "Apa kau yakin?" Tanya Aghtainer
           "Ya, dia mirip dengan yang ada di buku itu" Ayumu meyakinkan
                 ***
      Malam pun tiba.. dengan berbagai kebingungan yang terjadi, akhirnya sebuah ide pun muncul
       "Bagaimana jika kita menggunakan lintas ruang?" Tanyaku
       "Tidak bisa William, kita akan melewati Tionghoa dan mereka bisa saja menemukan kita" jawab Aghtainer
       "Lalu kit aharus bagaimana?" Tanya Ayumu
       "Kita memutar, kita melewati Britania untuk mencari makanan dan merangkak ke Denmark untuk mencari senjata, lalu kita pergi ke Soviet untuk mencari hewan" jelas Aghtainer
         "Mmmm. Baiklah itu ide terbaik untuk saat ini" jawabku
         "Kapan kita berangkat?" Tanya Ayumu
         "Besok pagi" jawabku. "Sekarang kita istirahat saja dulu." Kata ku pada ayumu.  "Apa disini ada kamar??" Tanyaku pada Aghtainer
          "Ada tentu saja. Di sana " dia menunjuk kearah sudut ruangan bacanya. "Kalian bisa tidur disana"
           "Baiklah" kata Ayumu
                     ***
Pagi mendung di Berlin. Kami pun memulai perjalanan yang jauh.
           "Kita ke kedai dulu William" ujar Aghtainer
            "Ayo, kita mungkin membeli beberapa biji kopi di sana"
             "Ya" jawab Aghtainer sambil tersenyum.


Kriing. Suara bel pintu kedai.
  "Selamat datang Aghtainer" sapaan hangat dari seseorang.
   "Ah.. hai Lukas" Aghtainer melambaikan tangan
   "Apa yang kau butuhkan Aghtainer? Kopi atau rempah?"
   "Aku butuh mantel musim dingin dan beberapa jahe"
   "Ah semua ada di belakang," dia menoleh kearahku "Ah, apa kau Girbinson?" Tanyanya ramah.
     "Ah ya kau benar, tapi kau bisa panggil aku William" jawabku
      "Ya, William, apa yang kau butuhkan? Kopi? Rempah? Atau peralatan?"
       "Aku butuh kopi dan persediaan rempah saja"
       "Baiklah semua ada di samping kiri bangunan"
       "Ah ya terimakasih Lukas". Aku menjawabnya, lalu aku menarik tangan Ayumu, "ayo ikut"

  Setelah semua persediaan terkumpul, kami pun memulai perjalanan menuju Britania.

   Salju mulai berjatuhan layaknya kesatria yang tumbang dalam perang, tak ada obrolan diantara kami, hanya rasa dingin yang semakin menusuk.

   Hutan belantara kami masuki, bersamaan dengan itu, malam pun datang. Lolongan serigala mulai terdengar.

    "Bersiap semuanya,! Aku takut ada serigala dari balik pohon yang siap menyergap kita!" Teriak Aghtainer yang berjalan di paling belakang

    "Suuut! Diam semuanya," ucapku "ada yang berjalan di balik pepohonan" aku mengangkat tangan kurikulum sebagai tanda untuk berhenti berjalan. aku melihat kearah kiri dan kanan, tepat dua puluh detik kemudian, munculah empat ekor serigala.

    "Jangan lari!" Teriak Aghtainer.
    "Apa itu baik Aghtainer?" Tanya Ayumu yang mulai ketakutan.

   Tanpa kami sadari, ternyata di belakang kami sudah muncul tiga ekor serigala, aku tak tau apa itu satu kelompok atau berbeda kelompok, yang pasti, kami sedang dalam bahaya.

   "Mereka semakin mendekat" ucap Ayumu ketakutan. "Apa kita akan baik baik saja? Tanyanya lemas.

  Belum sempat ku jawab, munculah seekor singa yang sangat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun