Setelah masalah didefinisikan, tim kurikulum dibentuk, kebutuhan dinilai, dianalisis dan diprioritaskan, langkah selanjutnya adalah memperbaiki dan menyatakan kembali masalah, jika diperlukan, dan mengembangkan hasil yang dimaksudkan atau tujuan pendidikan. Hasil yang dimaksudkan menyatakan apa yang dapat dilakukan peserta didik sebagai hasil dari berpartisipasi dalam kegiatan kurikulum.
Bagian ini meliputi: (1) definisi hasil yang dimaksudkan, (2) komponen hasil yang dimaksudkan (kondisi, kinerja, dan standar), (3) contoh hasil yang dimaksudkan, dan (4) gambaran umum perilaku belajar. Penjelasan yang lebih lengkap tentang jenis dan tingkat perilaku belajar termasuk dalam Adendum serta contoh hasil yang dimaksudkan dari materi pendidikan populasi (Kosassy, 2017).
Tantangan selanjutnya dalam proses pengembangan kurikulum adalah memilih konten yang akan membuat perbedaan nyata dalam kehidupan peserta didik dan masyarakat secara keseluruhan. Pada titik ini, pertanyaan utamanya adalah: "Jika hasil yang dimaksudkan ingin dicapai, apa yang perlu diketahui oleh pelajar? Pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku apa yang perlu diperoleh dan dipraktikkan?"
Ruang lingkup (luasnya pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku) dan urutan (urutan) konten juga dibahas. Hasil yang dimaksudkan dari pendidikan kependudukan dengan topik konten disediakan di bagian Adendum sebagai contoh dan penerapan bagaimana hasil yang dimaksudkan dikaitkan dengan konten (Kosassy, 2017).
Setelah konten dipilih, langkah selanjutnya adalah merancang kegiatan (pengalaman belajar) untuk membantu peserta didik mencapai hasil yang diinginkan dengan tepat. Model pembelajaran berdasarkan pengalaman dan komponennya (yaitu, pengalaman, berbagi, memproses, menggeneralisasi, dan menerapkan) dibahas di bagian ini.
Topik tambahan meliputi: gaya dan kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk setiap gaya; daftar jenis kegiatan (dengan deskripsi); lembar kerja desain kegiatan untuk fasilitator; dan diskusi singkat tentang lingkungan belajar dan mode penyampaian (Huda, 2017).
Fase III (Implementasi)
Hal ini adalah pemborosan sumber daya untuk mengembangkan materi kurikulum jika pelatihan yang memadai tidak disediakan bagi fasilitator untuk mengimplementasikannya. Saran untuk merekrut fasilitator yang tepat diberikan dengan contoh program pelatihan tiga hari. Implementasi yang efektif dari produk kurikulum yang baru dikembangkan tidak mungkin terjadi tanpa perencanaan (Ikhsan and Hadi, 2018).
Fase IV (Evaluasi dan Pelaporan)
Strategi Evaluasi Desain