Mohon tunggu...
Azrina Khalwa Hanani
Azrina Khalwa Hanani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Jurusan Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan

5 Juni 2022   20:42 Diperbarui: 5 Juni 2022   20:46 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan merupakan kegiatan pengajaran ilmu pengetahuan, keterampilan maupun pelatihan. Cara tersebut dilakukan agar dapat mencapai tujuan dari Pendidikan secara maksimal. Kurikulum merupakan salah satu penunjang tercapainya tujuan dari pendidikan. Kurikulum tidak hanya meliputi tentang jumlah mata pelajaran, namun juga mengenai sesuatu yang dapat mempengaruhi peserta didik (Majir, 2017).

Kurikulum adalah rancangan mengenai isi dan tujuan untuk memudahkan tercapainya tujuan dari pendidikan yang disusun oleh para guru di sekolah untuk para siswa. Kurikulum dikatakan sangat penting karena memegang peran utama dalam tercapainya tujuan dari pendidikan. Tujuan kurikulum dapat disimpulkan berdasarkan perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat yang didasari dengan berbagai macam pemikiran yang akan mencapai nilai-nilai filosofis. Kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu, penyusunan kurikulum harus dibuat dengan sebaik mungkin agar tidak terjadi kesalahan. Karena jika terjadi, kurikulum tersebut dapat menggagalkan suatu pendidikan yang berlangsung (Rouf et al., 2020).

PEMBAHASAN

Pengembangan Konsep Kurikulum

Mengingat pentingnya pengembangan kurikulum dalam pendidikan formal, kurikulum telah menjadi proses yang dinamis karena perubahan yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, dalam arti luasnya, kurikulum mengacu pada "pengalaman belajar total individu tidak hanya di sekolah tetapi juga masyarakat" (Bilbao et al., 2008).

Pengembangan kurikulum didefinisikan sebagai proses yang terencana, terarah, progresif, dan sistematis untuk menciptakan perbaikan positif dalam sistem pendidikan. Setiap kali ada perubahan atau perkembangan yang terjadi di seluruh dunia, kurikulum sekolah akan terpengaruh. Terdapat kebutuhan untuk memperbarui kurikulum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Aprilia, 2020).

Orang-orang mengajari anak-anak mereka pengetahuan dan keterampilan untuk bertahan hidup dengan menangkap ikan atau berburu hewan untuk dimakan selama zaman kuno. Mereka tidak memiliki pendidikan formal selama waktu itu, tetapi anak-anak mereka belajar dan memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk bertahan hidup (Rouf et al., 2020).

Jenis kurikulum ini mengacu pada semacam kurikulum yang ada selama zaman kuno di mana tujuan pengajaran adalah untuk bertahan hidup. Namun, ketika efek penemuan menjadi tak terhindarkan, cara hidup orang-orang kuno telah berubah menjadi lebih baik. Akibatnya, pendidikan menjadi formal, dan pengembangan kurikulum berkembang menjadi sistematis, terencana, terarah, dan progresif. Pengembangan kurikulum memiliki cakupan yang luas karena tidak hanya soal sekolah, peserta didik, dan guru. Hal ini juga tentang perkembangan masyarakat pada umumnya (Dakir, 2019).

Dalam ekonomi pengetahuan saat ini, pengembangan kurikulum memainkan peran penting dalam meningkatkan ekonomi suatu negara. Hal ini juga memberikan jawaban atau solusi untuk kondisi dan masalah dunia yang mendesak, seperti ancaman terhadap lingkungan, masalah politik, masalah sosial-ekonomi, dan masalah lain yang berkaitan dengan kemiskinan, perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan. Harus ada rantai proses perkembangan untuk mengembangkan masyarakat (Dakir, 2019). Pertama, kurikulum sekolah, khususnya di pendidikan tinggi, harus dirancang untuk menjaga identitas nasionalnya dan memastikan pertumbuhan dan stabilitas ekonominya. Dengan demikian, presiden suatu negara harus memiliki visi yang jelas bagi rakyatnya dan bangsa.

Misalnya, di Filipina, jika Presiden Aquino ingin negara itu menjadi pusat pariwisata Asia-Pasifik, maka kurikulum sekolah harus dikembangkan di sepanjang garis itu. Program kurikuler untuk pendidikan tinggi dapat dibuat sedemikian rupa sehingga akan mendongkrak industri pariwisata di tanah air. Misalnya, model yang berbeda dapat muncul, seperti edu-tourism, eco-tourism, cultural tourism, medo-tourism, biz-tourism, techno-tourism, agri-tourism, archi-tourism (Rouf et al., 2020).

Jika universitas memiliki program kurikuler yang inovatif sehingga meningkatkan permintaan di pasar lokal atau global, banyak siswa, bahkan dari luar negeri akan mendaftar. Jumlah pendaftar yang lebih tinggi akan meningkatkan pendapatan dari pihak universitas. Alhasil, jika penghasilannya tinggi, bisa digunakan untuk promosi, beasiswa, dan remunerasi guru. Hal ini juga dapat digunakan untuk mendanai upaya penelitian dan pengembangan dan memasang fasilitas sekolah, perpustakaan, dan laboratorium (Kosassy, 2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun