Mohon tunggu...
Azrina Khalwa Hanani
Azrina Khalwa Hanani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Jurusan Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan

5 Juni 2022   20:42 Diperbarui: 5 Juni 2022   20:46 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perekonomian negara dapat meningkatkan cara hidup masyarakat melalui pengembangan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, para ahli kurikulum atau spesialis harus bekerja sama dengan anggota parlemen seperti senator dan anggota Kongres, pejabat pemerintah daerah, gubernur, dan walikota. Demikian juga, komunitas bisnis dan industri dan pemain berorientasi ekonomi lainnya dalam masyarakat dapat terlibat dalam menetapkan dan menerapkan aturan dan kebijakan reformasi pendidikan (Dakir, 2019).

Oleh karena itu, pengembangan kurikulum sangat penting dalam menetapkan arah perubahan dalam suatu organisasi, tidak hanya pada tingkat mikro tetapi juga pada tingkat makro. Selama tujuan dan sasaran pengembangan kurikulum terlihat jelas di benak perencana, pencapaian mutakhir dalam berbagai keprihatinan dapat terwujud (Rouf et al., 2020).

Proses pengembangan kurikulum secara sistematis mengatur apa yang akan diajarkan, siapa yang akan diajarkan, dan bagaimana itu akan diajarkan. Setiap komponen mempengaruhi dan berinteraksi dengan komponen lain. Misalnya, apa yang akan diajarkan dipengaruhi oleh siapa yang diajar (misalnya, tahap perkembangan mereka dalam usia, kedewasaan, dan pendidikan) (Dakir, 2019). Metode tentang bagaimana konten diajarkan dipengaruhi oleh siapa yang diajar, karakteristik mereka, dan pengaturannya (Rouf et al., 2020). Dalam mempertimbangkan tiga komponen penting di atas, berikut ini secara luas dianggap sebagai pertimbangan penting dalam pendidikan pengalaman dalam pengaturan non-formal:

Pertimbangan esensial untuk pengembangan kurikulum di antaranya adalah mengidentifikasi masalah atau keperluan, mengetahui karkteristik target dan kebutuhan target, mengetahui apa isi kurikulum yang penting dan berhubungan, mengetahui bagaimana metode yang diterapkan memenuhi luaran yang ingin dicapai, dan mengevaluasi strategi untuk metode, isi kurikulum, dan luaran yang diinginkan (Kosassy, 2017).

Fase I (Perencanaan)

                Fase perencanaan merupakan dasar bagi langkah pengembangan kurikulum. Langkah-langkah dalam fase ini meliputi: identifikasi masalah, pembentukan tim pengembangan kurikulum, dan melakukan keperluan penilaian dan analisis. Kebutuhan akan pengembangan kurikulum biasanya muncul dari kekhawatiran tentang masalah besar atau masalah dari satu atau lebih audiens target. Bagian ini mengeksplorasi beberapa pertanyaan yang perlu ditangani untuk mendefinisikan masalah dan untuk mengembangkan pernyataan yang akan memandu pemilihan anggota tim pengembangan kurikulum. Pernyataan masalah ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi secara luas, ruang lingkup (apa yang akan dimasukkan) dari konten kurikulum (Dakir, 2019).

Setelah sifat dan ruang lingkup masalah telah didefinisikan secara luas, anggota tim pengembangan kurikulum dapat dipilih. Topik-topik yang dibahas dalam bagian ini meliputi: (1) peran dan fungsi anggota tim, (2) proses untuk memilih anggota tim pengembangan kurikulum, dan (3) prinsip-prinsip kolaborasi dan kerja tim. Tujuannya adalah untuk memperoleh keahlian untuk bidang-bidang yang termasuk dalam ruang lingkup konten kurikulum di antara anggota tim dan mengembangkan tim yang efektif (Huda, 2017).

Ada dua fase dalam proses penilaian kebutuhan. Fase pertama adalah prosedur untuk melakukan penilaian kebutuhan. Sejumlah teknik ditujukan untuk mempelajari apa yang dibutuhkan dan oleh siapa relatif terhadap masalah yang diidentifikasi. Teknik yang dibahas dalam bagian ini meliputi: KAP - Knowledge, Attitude, and Practice Survey; kelompok fokus; dan pemindaian lingkungan (Kosassy, 2017).

Bagian kedua dari langkah penilaian kebutuhan ini adalah analisis yang menjelaskan teknik tentang cara menggunakan data dan hasil informasi yang dikumpulkan, termasuk di dalamnya adalah: cara untuk mengidentifikasi kesenjangan antara pengetahuan dan praktik.

Fase II (Isi dan Metode)

                Fase ini menentukan hasil yang dimaksudkan (apa yang dapat dilakukan peserta didik setelah berpartisipasi dalam kegiatan kurikulum), isi (apa yang akan diajarkan), dan metode (bagaimana itu akan diajarkan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun